Singaraja- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia ditargetkan menjadi International Reputable University in Education and Leadership (IRUEL). Target tersebut digayung bersambut oleh program studi, salah satunya Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK). Program yang digulirkan adalah peningkatan kualitas pembelajaran melalui pengembangan perangkat pembelajaran inovatif. Program ini dimantapkan melalui serangkaian workshop yang menghadirkan narasumber kompeten.
Workhop pertama berlangsung pada 19 Juli 2021. Narasumber yang dihadirkan adalah Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si., dan Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A. Kedua akademisi Undiksha ini membawakan materi tentang pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dengan model pembelajaran problem based learning.
Dekan FTK Undiksha, Dr. Gede I Gede Sudirtha, S.Pd.,M.Pd., mengungkapkan pengembangan perangkat pembelajaran inovatif sangat perlu untuk dilakukan. Hal tersebut tidak hanya sebagai upaya meningkatkan daya saing program studi, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, terlebih di tengah pelaksanaan pembelajaran daring. “Tentu fakultas dan program studi terus melakukan langkah-langkah dalam upaya meningkatkan kualitas, termasuk untuk mendukung terwujudkan Undiksha sebagai IRUEL,” katanya saat memberikan sambutan.
Disampaikan lebih lanjut, pelaksanaan kegiatan dalam rangka pelaksanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM) juga sebagai salah satu strategi untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi. “Selain PTI, saya juga mendorong program studi lain untuk selalu melakukan terobosan dan menciptakan hal inovatif. Ini sangat diperlukan,” tegasnya.
Sementara itu, koordinator kegiatan, Dr. Ketut Agustini, S.Si.,M.Si., menjelaskan pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dengan basis model pembelajaran, seperti problem based learning, case study, maupun project based learning. “Keseluruhan dari model pembelajaran ini sangat relevan dalam konteks pembelajaran saat ini, dimana peserta didik dituntut untuk mampu berfikir kritis serta memecahkan masalah. Model-model ini menekankan atau berorientasi pada siswa,” jelasnya.
Workshop akan dilaksanakan tiga kali. Workshop kedua berlangsung pada 26 Juli 2021 yang menghadirkan narasumber Prof. Putu Sudira dari Universitas Negeri Yogyakarta dan Dr. R. Edi Sewandono dari PT. Pertamina. Materi yang dibawakan adalah pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dengan model pembelajaran case study. Workshop ketiga pada 2 Agustus 2021, menghadirkan narasumber Prof. Dr. Mochamad Bruri Triyono dari Universitas Negeri Yogyakarta dan Dr. Gede Ariadi, S. Kom., MBA dari PT. Marajaya Dewi Sakti. Materi yang dibawakan adalah pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dengan model pembelajaran project based learning.
Lebih lanjut Agustini menyampaikan kegiatan ini juga diisi dengan penyusunan RPS dan RTM yang bisa digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. “Dokumen RPS dan RTM yang dihasilkan dengan basis model pembelajaran problem based learning, case study, dan project based learning. Ini nantinya untuk memfasilitasi dosen maupun mahasiswa dalam pemelajaran,” pungkasnya. (hms)