Singaraja – Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) terhadap mahasiswa baru Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) tak hanya diisi sosialisasi berkaitan dengan Unit Kegiatan Mahasiswa maupun kebijakan rektor. Namun, mahasiswa juga diberikan penguatan wawasan kebangsaan, bela negara dan kepemimpinan dengan menghadirkan narasumber Kepala Kantor Wilayah Kementerian Pertahanan Bali, Kol. Inf. Ketut Budiastawa, S.Sos.,M.Si., Rabu (14/8/2019).
Disampaikan, mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Bahkan bisa dikatakan sebagai tuang punggung untuk keberlangsungkan bangsa ini kedepan. Atas hal tersebut, sikap bela negara sangat perlu dimiliki, termasuk didalamnya menjunjung tinggi empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. “Mahasiswa juga harus bangga bisa berdiri di atas kepulauan yang sambung menyambung menjadi satu. Memiliki banyak suku,” ucapnya.
Berbagai ancaman masih rentan terjadi di masyarakat. Yang bentuknya nyata berupa ancaman ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, teknologi, keselamatan umum dan legeslasi. Wawasan kebangsaan yang baik dan sikap bela negara yang tebal pada diri masyarakat dinilai menjadi cara untuk menepis itu. “Ancaman paling besar adalah legeslasi. Karena Negara Indonesia adalah negara hukum, artinya setiap warga negara, setiap aparat harus taat, tunduk, patut pada hukum yang berlaku,” sebut pria asal Busungbiu, Buleleng ini.
Terkait ancaman radikalisme pada masyarakat, ditegaskan sampai kapanpun harus tetap diwaspadai. Paham tersebut sebagai upaya untuk menimbulkan perpecahan. “Radikal adalah sifat yang merasa paling benar atau eklusif. Bertentangan dengan sikap musyawarah yang selalu ditanamkan di Indoesia,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait peran lembaga pendidikan dalam mengkampanyekan wawasan kebangsan dan bela negara tetap sangat diperlukan. Dinilai hal demikian sudah berjalan baik hingga saat ini. “Semua dosen sebenanrnya sudah mentranspormasikan itu, buktinya membuat mahasiswa disiplin, pintar, jadi juara, membuat jadi sarjana yang sujjana. Itu sesungguhnya namanya juga bela negara. Bela negara tidak lagi mengangkat senjata, tetapi bisa menyebarluaskan kebaikan kepada orang lain, mentrasnformasikan keterampilan, sehingga anak-anak bangsa menjadi anak yang unggul dibandingkan anak-anak bangsa lain,” imbuhnya.
Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd mengatakan akan terus melakukan pengawasan terhadap mahasiswa, sehingga tidak melakukan tindakan menyimpang hukum. “Kami berupaya melakukan pencegaha sejak dini,” katanya. Terkait kampanye sikap bela negara dan wawasan kebangsaan, Undiksha melakukan melalui pengajaran matakuliah pengembangan kepribadian. Hal itu selalu dipertahankan dalam kurikulum. “Kami konsisten mempertahankan matakuliah pancasila dan kewarganegaraan itu pada kurikulum,” tegasnya. (hms)