Aksi bom bunuh diri yang terjadi wilayah Surabaya, Jawa Timur (Jatim) mengakibatkan pihak intelejen harus betul-betul bekerja keras lagi guna memerangi aksi Terorisme kembali muncul.
Bom bunuh diri yang menelan korban jiwa itu, membuat seluruh masyarakat Indonesia mengecam keras aksi keji itu, termasuk seluruh citivitas akademik Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.
Mereka pun menyatakan sikap, mendukung penuh langkah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk membrantas aksi terorisme yang telah terjadi bahkan meresahkan masyarakat Indonesia belakangan ini.
Bukan hanya menyatakan sikap untuk memberikan dukungan terhadap Polri, namun Undiksha Singaraja juga akan melakukan upaya-upaya antisipasi, untuk tetap waspada terhadap adanya kemungkinan gerakan-gerakan paham radikalisme. Mengingat, para pelaku terorisme bukan saja berasal dari kalangan dewasa, melainkan juga merambah ke kalangan generasi muda.
Sementara Rektor Undiksha Singaraja, Nyoman Jampel pun tidak memungkiri, jika mahasiswa, dosen, maupun staf dari Undiksha Singaraja berasal dari beberapa kalangan yang ada di seluruh Indonesia. Namun Jampel memastikan, bahwa seluruh yang ada di dalam Kampus Undiksha Singaraja adalah orang-orang yang menjungjung tinggi NKRI.
“Kami selalu bergerak bersama untuk memberikan vibrasi kepada masyarakat, untuk bergerak ke arah perdamaian dan persatuan. Karena kita mengetahui semua, bahwa agama tidak ada satupun yang mengajarkan seperti tindakan terorisme,” kata Jampel, Senin (15/5) di Gedung Rektorat Undiksha Singaraja.
Didampingi para Pembantu Rektor, Jampel kembali menegaskan, bahwa Undiksha Singaraja sudah melakukan Revolusi Mental Mahasiswa. Tujuannya, untuk membentuk karakter mahasiswa yang cinta terhadap NKRI. “NKRI harga mati, dan kami wujudkan dengan langkah prilaku,” jelas Jampel.
Meski begitu Jampel tidak menampik, jika sebelumnya ditemukan mahasiswa Undiksha yang kini sudah berstatus alumni merupakan bagian dari anggota HTI. Tapi Jampel tetap memastikan, bahwa akar-akar dari paham radikalisme tidak ada di kampus yang dipimpinnya, bahkan Jempel akan siap mengeluarkan jika ada mahasiswa yang terlibak paham radikalisme
“Jika ditemukan, ada sanksi. Ya, pasti dikeluarkan. Makanya kami harus melihat tanpa ada saling kecurigaan. Harus saling waspada,” pungkas Jampel.
Sumber : Berita Dewata