Singaraja– Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali dipercaya sebagai pelaksana Ujian Pendidikan Profesi Guru (PPG) Retaker. Ujian secara daring berbasis domisili ini berlangsung pada 27 dan 28 November 2021 dengan peserta sebanyak 1.140 orang. Jumlah ini lebih banyak dari pada ujian-ujian sebelumnya.
Koordinator PPG Undiksha, Drs. Gede Nurjaya, M.Pd., menjelaskan peserta terdiri atas bidang studi pendidikan bahasa Inggris, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan pendidikan IPA yang belum lulus pada ujian pengetahuan sebelumnya. Ditegaskan pula, peserta tersebut tidak hanya mengikuti program PPG di Undiksha, tetapi juga di perguruan tinggi lain.
Ujian Pengetahuan adalah tahapan terakhir dari program PPG dan sekaligus sebagai penentu kelulusan. Atas hal tersebut, untuk mendukung kelancaran ujian, sebelumnya peserta diberikan kesempatan untuk mengikuti simulasi. Pada ujian kali ini, ada 76 pengawas yang dikerahkan terbagi dalam empat sesi dan didukung oleh panitia administrasi. Secara umum, pelaksanaan dua hari ujian berjalan lancar. Diakui ada peserta yang mengalami kendala teknis akibat jaringan internet yang tidak stabil, tetapi jumlahnya sangat sedikit. “Cuma itu saja. Yang lainnya lancar,” terangnya.
Diakui, terdapat sejumlah peserta yang berhalangan untuk mengikuti ujian sebagai dampak gangguan teknis. Hal ini akan disampaikan ke kementerian supaya diberikan kesempatan mengikuti ujian pada waktu berikutnya.
Sementara itu, penyelia, Dr. Triwahyudianto, M.Si., mengatakan berdasarkan hasil pemotretannya, secara keseluruhan proses dan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan ujian sudah berjalan dengan baik, tertib, lancar, dan sesuai dengan prosedur. Untuk kepentingan kedepan yang lebih baik, dirinya menyebut dari pengalaman di lapangan, berdasarkan diskusi bersama pengawas maupun panitia, pihaknya akan menyampaikan rekomendasi ke pusat khusus tentang penggunaan masker oleh pengawas. Sesuai ketentuan, masker memang menjadi standar protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran covid-19. Akan tetapi, dalam momen tertentu, seperri memberikan arahan atau intruksi, penggunaan masker memicu suara pengawas tidak didengar jelas oleh peserta.
“Di UP ini kadang-kadang harus melepas masker dengan tujuan baik, yaitu untuk memperjelas suara ketika memberikan arahan atau intruksi kepada para peserta. Ini kami sampaikan kepada panitia pusat ada saat-saat pengawas boleh melepas maskernya untuk mencapai tujuan,” jelasnya.
Ia pun tidak menampik terdapat sejumlah peserta yang mengalami keterbatasan jaringan internet, sehingga dapat menghambat kelancaran ujian. Hal ini diharapkan mendapat perhatian, khususnya oleh pemerintah pusat. “Meskipun nanti UP dilaksanakan secara luring, di era teknologi, jaringan internet sangat diperlukan,” imbuhnya.
Disisi lain, penyelia, Dr. Hj. Warih Handayaningrum, M.Pd., memberikan apresiasi terhadap kinerja dan kesigapan para pengawas dan panitia. Demikian juga dengan kebersamaan dan keramahan yang diberikan. Ia berharap pelaksanaan UP di Undiksha kedepannya semakin baik. (hms)