Sebanyak 29 mahasiswa Undiksha Singaraja, Bali, akan berangkat ke sejumlah negara di kawasan ASEAN untuk mengikuti Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam tahun 2018.
Ketua Pusat Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Undiksha Singaraja, Dr Dewa Bagus Sanjaya, M.Si, Sabtu mengatakan, keberangkatan mahasiswa ke luar negeri itu terdiri atas 29 orang untuk mengikuti PPL di SMP dan SMA di Thailand melalui kerjasama luar negeri antara Undiksha dengan Prince of Songkla University (PSU) Surathani.
“Mahasiswa akan berangkat pada Mei dan Juni 2018 itu berasal dari jurusan S1 Bahasa Inggris, IPA, Matematika, PTI, D3 Kelautan, D3 Bahasa Inggris dan Perhotelan,” ujar Dewa Bagus Sanjaya.
Selain PPL terdapat delapan mahasiswa yang berasal dari jurusan non kependidikan mengikuti PKL di sejumlah negara Asia Tenggara. Mereka berasal dari jurusan Diploma Kelautan, Bahasa Inggris, dan Perhotelan. Mahasiswa itu akan melakukan praktek di sejumlah lembaga seperti di fakultas pertanian, perusahaan, dan hotel-hotel di Ubon Ratchathani, Thailand.
Dewa Bagus Sanjaya menambahkan, dalam program ini Undiksha bekerjasama dengan Prince of Songkla University (PSU), Ubon Ratchathani University (UBU) dan sejumlah institusi lain di Thailand, Filipina, Vietnam, dan Malaysia yang tergabung dalam projek SEA-Teacher (Pre-Service Student Teacher Exchange Southeast Asia) dan SEA-TVET (Southeast Asia Technical and Vocational Education and Training).
“Program tersebut berkesinambungan. Tahun 2017 sebanyak 12 mahasiswa yang terdiri atas empat jurusan sudah mengikuti PPL di Thailand. Pemilihan mahasiswa yang berangkat keluar negeri ini tidak ada syarat khusus. Hanya saja mahasiswa yang mengajukan praktik keluar negeri harus menyelesaikan minimal 110 SKS,” ujarnya.
Menjelang keberangkatan ke luar negeri, mahasiswa itu diberikan pembekalan oleh Rektor Undiksha di Ruang Seminar LP3M Undiksha, Jumat (4/5).
Rektor Undiksha I Nyoman Jampel menyampaikan beberapa hal penting dalam mencapai visi Undiksha di tahun 2045. Untuk menyetarai kecepatan perkembangan di era revolusi industri 4.0 mahasiswa dituntut untuk meningkatkan kompentensi yang ditekuninya.
Selain itu juga harus menguasai perkembangan teknologi dan bahasa asing khususnya Bahasa Inggris. “Saya juga berharap agar mahasiswa yang berangkat ke luar negeri itu bisa menerapkan ilmu yang ditekuni di negara luar dan memahami budaya-budaya ditempatnya melakukan praktik lapangan,” kata Jampel.