Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, melepas 644 wisudawan/wisudawati pada wisuda sarjana ke-55 di Gedung Auditorium kampus tengah, Singaraja, Buleleng, Bali, Sabtu.
“Sebagai perguruan tinggi unggul, Undiksha Singaraja mempersiapkan serius sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing di era global saat ini dalam menghadapi era revolusi industri 4.0,” kata Rektor Undiksha, Dr Nyoman Jampel MPd.
Saat menyampaikan pesan kepada wisudawan, ia mengatakan kunci keunggulan Universitas Pendidikan Ganesha terletak pada kualitas masing-masing individu dosen dan tenaga kependidikan yang dicetak.
“Guru-guru yang berkualitas adalah syarat mutlak dari pembentukan SDM Indonesia yang unggul. Selanjutnya, SDM Indonesia yang unggul inilah yang akan mengantarkan kita pada Indonesia Emas di tahun 2045,” katanya.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya disrupsi teknologi yang dikenal sebagai revolusi industri 4.0, maka Undiksha melakukan empat langkah, antara lain membekali multi-kompetensi/multi-skill kepada lulusannya. Selanjutnya, pendidik lulusan Undiksha harus aktif mengeksplorasi sumber belajar (learning resources) yang sangat melimpah di dunia maya; dan memberikan ruang dan waktu yang lebih luas kepada anak didiknya untuk membangun kemampuan dirinya yang halus (interpersonal skill, communication, collaboration, creative thinking, analytical thinking, teamwork, dan sebagainya).
Berikutnya, pendidik lulusan Undiksha juga harus berkontribusi dalam program pembelajaran sepanjang hayat (Lifelong Learning/Continuing Learning), karena pendidikan tidak berhenti setelah memperoleh ijazah. Jampel menambahkan pengetahuan, keterampilan, atau kompetensi baru terus dibutuhkan sesuai dengan perubahan teknologi/pekerjaan, karena kompetisi di pasar kerja terjadi sangat ketat, banyak pekerja asing yang masuk ke Indonesia. Banyak industri (khususnya industri yang bergerak di bidang teknologi digital) tidak lagi mengandalkan ijazah formal, tetapi lebih mengutamakan daya inovatif dan kreatifitas anak muda.
“Dengan melimpahnya sumber belajar di dunia maya, saya berharap para pendidik dapat memanfaatkan sumber-sumber belajar ini secara optimal dan juga menghadirkan atau mengenalkan kepada peserta didik, baik dalam kelas konvensional maupun kelas maya,” katanya.
Dalam hal ini, pemanfaatan “e-learning” merupakan keharusan dalam menjawab revolusi industri ini. Bisa juga dengan, penerapan Blended Learning, Flip Classroom, sebagai metode pembelajaran yang dapat kita terapkan.
“Dengan pemanfaatan e-learning ini, peserta didik dapat belajar tanpa dibatasi ruang dan waktu. Selain itu, melalui pemanfaatan e-Learning, kedepan, saya berharap bahwa pertemuan tatap muka dapat dikurangi, sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada peserta didik untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun kemampuan softskill mereka,” kata Jampel.
Oleh karena itu, ia mengharapkan dosen dan seluruh tenaga pendidik terus membaca berbagai temuan “state of the art” dalam dunia pendidikan, lalu berinovasi dalam pengajaran, pendidikan, dan penelitian yang dilakukan dan akhirnya berembuk dengan pendidik-pendidik lain di seluruh dunia melalui temu ilmiah dan networking.
“Lalu bawalah kembali ke Undiksha guna membangun proses pendidikan dan pengajaran yang semakin unggul di Undiksha. Hanya dengan SDM unggul di lingkungan Undiksha inilah, kita akan dapat menyelenggarakan proses pendidikan yang mampu mewujudkan potensi berkualitas dari peserta didik, para calon guru yang akan mendidik dan mempersiapkan Generasi Emas 2045,” kata Jampel.
Ke-644 wisudawan itu berasal dari berbagai Fakultas, yakni Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Teknik dan Kejuruan, dan Pascasarjana.
Ratusan wisudawan itu terdiri dari dua wisudawan dari jenjang Pendidikan Doktor, 143 wisudawan dari jenjang Pendidikan Magister, 489 wisudawan dari jenjang Pendidikan Sarjana, dan 10 wisudawan dari jenjang Pendidikan Ahli Madya dengan IPK tertinggi mencapai 3,97.
Sumber : AntaraBali