Undiksha selenggarakan pelayanan kesehatan di posko induk pengungsian Rendang. Turut Hadir Rektor dalam kegiatan tersebut(11/01/17). Sejumlah dokter beserta tenaga medis yang berasal dari Fakultas Olahraga dan Kesehatan dikerahkan.
Kegiatan bakti sosial meliputi pelayanan kesehatan gratis dan pemberian sembako kepada para pengungsi Gunung Agung. Penyerahan sembako berupa beras diserahkan langsung oleh Bapak Rektor Undiksha Drs. I Nyoman Jampel, M.Pd.
“Serangkaian Dies Natalis, tim peduli erupsi Gunung Agung Undiksha ingin terjun keluar Buleleng. setelah beberapa bulan terakhir kita turut berpartisipasi di Buleleng, saya sangat mengapresiasi gagasan itu. Tujuan utama kegiatan bakti sosial ini adalah untuk meringankan beban para pengungsi berupa pelayanan kesehatan. Ke depannya tim juga berencana untuk mengirim tenaga pendidik guna meringankan beban psikis dan memberikan motivasi. Pada dasarnya pengungsi harus disemangati dalam menghadapi bencana alam ini, agar tidak menimbulkan efek-efek negatif lainnya pada mereka seperti stress. Mereka harus tetap terhibur dan bahagia dalam pengungsian” ungkap beliau.
Pelayanan kesehatan gratis yang diberikan kepada para pengungsi dilakukan dengan memberikan pemeriksaan kesehatan, serta pemberian obat dan vitamin. Para pengungsi berkumpul dan mengantri untuk memperoleh gilirannya. Anak-anak terlihat antusias dengan pelayanan kesehatan ini, sesekali terlihat senyum lebar mereka sembari menjinjing vitamin yang telah diberikan.
“Mereka yang telah tinggal selama kurang lebih empat bulan di posko pengungsian induk Rendang ini mengeluhkan gatal-gatal dan rematik. Meskipun ada beberapa keluhan seperti flu, batuk dan demam, Hal itu wajar mengingat di pengungsian mereka kekurangan aktifitas fisik ditambah lagi dengan stress akibat musibah ini. Ada juga beberapa dari anak-anak mengeluhkan maag dan batuk pilek. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi pengungsian yang terbuka, membuat para pengungsi mudah terpapar angin malam,” papar Dokter Adi.
“Kami tidak nyaman berada disini, biasanya kami berkebun dan beternak. Disini kami tidak ada aktivitas dan jenuh. Kami berterima kasih kepada Bapak Ibu yang hadir dan peduli dengan keberadaan kami. Sehingga kami bisa berkeluh kesah dan berbagi cerita kami disini,” ujar salah seorang pengungsi. (Diyana, Sri)