Sabtu (3/6) Buleleng Education Expo (BEE) tidak hanya menampilkan berbagai perlombaan, tetapi juga menampilkan berbagai stan pameran dari seluruh lembaga pendidikan yang ada di Buleleng dan lembaga-lembaga lainnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Salah satunya adalah stan dari kampus negeri yang ada di Buleleng, yaitu Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA). Stan UNDIKSHA berdiri di antara stan kampus lainnya. Di stan UNDIKSHA tersebut ditampilkan berbagai hasil karya mahasiswa dan dosen. “Mahasiswa Pendidikan Teknologi Informatika menampilkan robot berkaki pemadam api dan aplikasi AR, mahasiswa Pendidikan Teknologi Mesin menampilkan mobil listrik dan motor listrik, mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga menampilkan jasa hiasan kuku (nail art), dan dari dosen menampilkan berbagai buku pendidikan hasil karyanya,” jelas Dewa Ketut Satriawan, mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknologi Informatika.
“Yang terlibat dalam pengelolaan stan UNDIKSHA ini adalah dari pegawai rektorat. Pegawai rektorat dibagi menjadi 3 tim untuk menjaga stan. Yang pertama menjaga stan pukul 08.00 – 15.00 wita, yang kedua pukul 15.00 – 21.00 wita, dan yang ketiga pukul 21.00 – 08.00 wita,” ujar Krisna Dewi, pegawai bagian perencanaan di Rektorat UNDIKSHA.
Pengunjung Buleleng Education Expo ke stan UNDIKSHA per hari mencapai 80-100 orang. Dengan demikian, mahasiswa UNDIKSHA merasa senang dan bangga karena hasil karyanya banyak yang mengapresiasi. Stan UNDIKSHA juga dapat memberikan pengetahuan lebih kepada siswa yang berkunjung mengenai produk-produk yang diciptakan oleh mahasiswa UNDIKSHA.
Buleleng Education Expo (BEE) pada hari ketiga mengadakan lomba dharma gita tingkat SMA/SMK se-Kabupaten Buleleng yang bertempat di Gedung Kesenian Gede Manik Singaraja. Lomba ini dimulai pukul 12.30 wita – selesai. Lomba dharma gita tingkat SMP sudah diadakan kemarin (2/6). Tahun ini merupakan kali kedua diadakannya BEE oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Kali ini Pemkab Buleleng khususnya dalam mengadakan lomba dharma gita telah berkoordinasi dengan baik bersama penyuluh bahasa Bali. “Ide awal mengenai lomba dharma gita ini memang dari pemkab, tetapi kami dari penyuluh tetap dimintai masukan oleh pemkab” ujar I Kadek Mustika selaku koordinator bidang pendidikan. Menurutnya, secara rutin setiap tahun lomba yang memakai Bahasa Bali diadakan di Buleleng pada acara-acara tertentu. Tujuan diadakannya lomba ini adalah untuk melestarikan budaya Bali agar tidak punah. Selain itu, lomba ini juga bisa memperlihatkan bakat-bakat siswa yang terpendam.
Pada lomba dharma gita ini tidak hanya siswa-siswi yang antusias, tetapi para pembina pun ikut semangat mengikutinya. “Saya melatih siswa untuk mengikuti lomba dharma gita ini tidak lebih dari 1 jam. Jika lebih dari 1 jam konsentasi siswa akan menurun dan tidak akan bisa fokus. Saya rutin melatih siswa selama 10 hari. Latihan itu tidak mengganggu jam pelajaran karena dilaksanakan pada waktu luang,” kata Made Waca, salah satu pembina dharma gita di SMK Triatmajaya dan SMK Surya Medika.
Pada lomba ini, peserta yang terlibat adalah pelajar putra dan putri. Tembang yang wajib dibawakan oleh peserta putra adalah Wirama Basantatilaka dan peserta putri wajib membawakan tembang Kakawin Arjuna Wiwaha. Lomba ini memberikan kesan positif bagi kalangan masyarakat terutama pelajar. “Saya merasa senang dengan adanya lomba ini karena bisa menyalurkan bakat yang saya miliki dalam makakawin,” ungkap Ayu Sintya salah satu peserta lomba dari SMK Kesehatan Vidya Usadha Singaraja. (Eka dan Ana)