Singaraja- Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi DRTPM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan Skim Desa Binaan tahun 2023 yang bermitra dengan Pertenunan Artha Dharma Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng kembali dilanjutkan oleh tim dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Pelaksanaan program ini mendapatkan apresiasi dari Tim UJi Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rabu (19/7/2023).
Pelaksanaan program ini berupaya mewujudkan produk unggulan yang berproses dari hulu hingga hilir. Ketua Tim pelaksana program, Dr.rer.nat. I Wayan Karyasa, S.Pd.,M.Sc menjelaskan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki tahapan yang cukup panjang. Diawali dari budidaya ulat sutra, pemintalan benang dengan teknologi dan hasil penelitian terbaru yang dilakukan. Proses pemintalan terdiri atas penghilangan seresin yang dihasilkan oleh ulat sutra, proses pewarnaan yang langsung dilakukan saat memintal dengan pewarna alami. Kemudian limbah seresinnya dengan nanopasta akan diolah menjadi salep untuk obat luka hewan ternak.
Dijelaskan lebih lanjut, pelaksanaan program di tahun kedua ini juga dilakukan rekayasa pakan yang diberikan pada ulat sutra untuk menghasilkan kokon yang lebih kuat, lebih bagus, dan jika bisa sampai berwarna alam. Pada pelaksanaan program tahap pertama atau pada tahun 2022, baru bisa sampai kilisasi pada serat sutra yang jauh lebih kuat dari pada ulat sutra alam biasa. Ini akan sangat membantu perajin pada saat proses pewarnaan karena daya serap dan isapnya lebih bagus. “Masalah utama pada perajin penenunan ini adalah benang itu putus-putus di tengah proses penenunan sehingga harus disambung dan itu memakan waktu lama. Kalau benangnya lebih kuat apalagi sutra itu akan lebih bagus,” jelasnya.
Pelaksanaan program ini adalah sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah yang mengharapkan adanya penanganan produk dari hulu hingga hilir, proses pengolahannya tanpa limbah, dan mampu mengolah limbah menjadi produk yang berguna. Selain itu, untuk mendukung Desa Sinabun menjadi sentra wisata tenun endek dari proses hulu hingga hilir. “Mudah-mudahan tahun depan akan kita lanjutkan lagi menjadikan desa wisata tenun endek ini riil dan berbagai kementerian datang melihat ini secara utuh,” harapnya.
Akademisi Jurusan Kimia ini menyampaikan terima atas kunjungan dari Tim PMK3I Kemenparekraf. Ia berharap kolaborasi antara Kemenparekraf bersama DRTM Kemendikbudristek, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Undiksha dapat terus berlanjut dalam memperkuat dan memajukan industri kreatif. Apresiasi juga ia sampaikan kepada Herman Sari dari Pusat Zoologi BRIN atas bimbingan dalam penetasan ulat sutera dan ujicoba penerapan paten terdaftar pewarnaan alam insitu pada pemintalan filamen serat sutera.
Tim PMK3I Kemenparekraf, Ramalis Sobandi memberikan apresiasi atas kolaborasi antara Pertenunan Artha Dharma dengan Undiksha yang ingin mempertahankan keunggulan produk lokal dengan menggabungkannya dengan teknologi. Selain itu juga mencoba membangun ekosistem dari hulu sampai hilir, serta juga memikirkan ekonomi kreatif ini menjadi suatu ekonomi yang tertutup (sirkular). “Jadi bukan hanya hulu hilir, tapi tidak ada limbah, tidak mati, ada regenerasi dan seterusnya jadi kami sangat terkesan,” ungkapnya.
Disampaikan lebih lanjut, Kemenparekraf tengah mengembangkan jejaring kota kreatifitas Indonesia yang memiliki asumsi bahwa ekonomi kreatif bisa bertahan jika akademisi, bisnis, comodity, government, dan media bisa bekerjasama sesuai tanggung jawab masing-masing. Selain itu, rantai proses berlangsung, ada kreasi dengan teknologi baru, produksinya, distribusinya, konsumsinya berjalan dan terakhir konservasi. Ramalis Sobandi menegaskan proses produksi dari hulu kehilir menjadi sesuatu yang menarik dalam ekonomi kreatif. Bukan hanya menenun, tetapi juga lainnya.
Pemilik Pertenunan Artha Dharma, Ketut Rajin sejak lama memberikan perhatian dalam pemertahanan budaya menenun kain songket dan endek. Bahkan, ia mengembangkan pusat pelatihan untuk menjaga regenerasi perajin.
Ia juga memiliki harapan besar untuk usahanya ke depan, yaitu mampu menjalankan proses pertenunan dari hulu hingga hilir dan mampu menjadi pusat edukasi wisata yang bisa dikembangkan dengan sektor pertanian. Kini, ia juga berupaya mengembangkan desain-desain kreatif yang dapat diterima oleh masyarakat luas. (hms)