Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan sumber daya alam dan budaya menargetkan menjadi negara maju pada tahun 2045. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mempercepat mewujudkan cita-cita tersebut. Pembangunan infrastruktur sebagai salah satu strategi meningkatkan perekonomian masyarakat terus dikebut. Hal ini tidak hanya terfokus pada daerah perkotaan ataupun ibu kota. Tetapi sudah merambah hingga ke pelosok desa, bahkan menyasar daerah-daerah pedalaman. Dorongan untuk bekerja cepat dan kompetitif yang berorientasi pada hasil pun tak henti-hentinya ditujukan kepada masyarakat, terlebih para generasi muda yang kini sangat bersahabat dengan teknologi informasi.
Hal lain yang dianggap sebagai syarat negara untuk mencapai status negara maju adalah sumber daya manusia unggul, produktif, dan inovatif. Hal ini yang turut menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia untuk dapat diwujudkan. Akan tetapi, langkah tersebut tidak cukup diserahkan pada satu pihak, yaitu pemerintah semata, melainkan perlu adanya dukungan dari pihak lain, salah satunya perguruan tinggi.
Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) sebagai salah satu perguruan tinggi terakreditasi unggul memiliki komitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui penguatan sumber daya manusia. Undiksha selalu siap berkarya untuk Indonesia maju, Indonesia yang tangguh, dan berdaya saing.
Mewujudkan sumber daya manusia unggul, Undiksha sebagai salah satu pendidikan tinggi yang bersandar pada keluhuran nilai-nilai pendidikan telah melaksanakan terobosan-terobosan baik dari sisi input, proses, output, dan outcome. Diawali dengan sistem rekrutmen yang profesional hingga peningkatan kualitas SDM yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, studi lanjut, dan program-program peningkatan SDM unggul lainnya. Salah satu program yang dicanangkan Undiksha adalah Internationalization at Home. Program ini menjadikan Undiksha sebagai rumah belajar masyarakat internasional sekaligus untuk memberikan ruang kepada civitas akademika dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman internasional yang menjadi tuntutan global saat ini.
Selain itu, Undiksha yang mengusung visi menjadi universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045 memberikan kontribusi untuk mewujudkan Indonesia maju melalui program character building bagi pendidik dan tenaga kependidikan serta mahasiswa. Dengan kata lain, SDM Undiksha didorong mampu kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, menguasai the emerging skill, yang mampu mengisi the emerging jobs dan inovatif dalam membangun the emerging business serta juga kompetitif dalam karakter. Hal demikian sangat penting bagi generasi penerus bangsa, seiring meningkatnya kompetisi global di era revolusi industri 4.0, yang diwarnai perubahan semakin cepat dan persaingan semakin ketat.
Selain secara khusus dalam pembentukan karakter, Undiksha juga melakukan penguatan sumber daya manusia melalui implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Terkait dengan pendidikan dan pengajaran, disiapkan kurikulum pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan. Undiksha telah melakukan reorientasi kurikulumnya di tahun 2019 untuk mangadopsi tantangan di era revolusi industri 4.0 dengan memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk memperoleh literasi data, teknologi, dan humanities.
Oleh karena itu, pada kurikulum 2019 pula, Undiksha sebenarnya telah menerapkan konsep merdeka belajar dalam skala lebih kecil, dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengambil matakuliah lintas prodi. Selain itu pula, Undiksha telah melaksanakan beberapa kegiatan merdeka belajar, seperti: asistensi mengajar di satuan pendidikan dan membangun masyarakat/KKN tematik. Di tahun 2020 pun kembali dilakukan perbaikan kurikulum dengan lebih merealisasikan konsep “merdeka belajar, kampus merdeka”, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar di luar prodinya selama 3 semester (1 semester di luar prodi dalam perguruan tinggi dan 2 semester di luar prodi, di luar perguruan tinggi). Implementasi “Merdeka Belajar, Kampus Merdeka” bertujuan untuk memberikan pengalaman lapangan lebih banyak dan lebih luas kepada para mahasiswa, serta membekali multi-kompetensi/multi-skill dengan memberikan kesempatan untuk mengambil mata kuliah di luar bidang keilmuannya sebelum menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Harapannya bahwa para lulusan dapat terserap di lapangan kerja dengan baik dan memperoleh pekerjaan yang layak.
Sebagai upaya mempercepat terwujudnya visi, Undiksha juga mendukung implementasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran dengan perluasan kerjasama, baik dengan perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri. Kerjasama yang dilakukan berupa pertukaran mahasiswa (student exchange), pertukaran dosen (faculty exchange), joint research, joint publication, international credit transfer, dan sebagainya. Kerjasama ini sudah berjalan dan terus ditingkatkan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas peserta. Selain itu juga terdapat kerjasama dengan pemerintah daerah maupun pihak swasta dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengasah kompetensi melalui industri, masyarakat, satuan pendidikan, badan riset, dan sebagainya.
Penelitian dilakukan dengan mengacu pada Rencana Induk Penelitian (RIP) yang juga merujuk pada pengembangan dan penemuan mel serta materi pendidikan karakter kebangsaan, yang diwadahi oleh Pusat Penelitian. Penelitian dilaksanakan dengan berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara global dengan berlandaskan pada Tri Hita Karana. Pelaksanaan penelitian juga didukung kerjasama dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha, dan dunia industri.
Program pengabdian kepada masyarakat menjadi program yang paling gencar dilaksanakan Undiksha. Pada tahun 2020, Undiksha memberikan pendanaan kepada 301 judul kegiatan pada dosen pengabdi dan terdapat 16 kegiatan PkM yang didanai dari dana DRPM. Terdapat 437 orang dari total dosen aktif di Undiksha yang terlibat dalam program ini. Program pengabdian dilakukan dalam berbagai bidang, baik dalam satu bidang keilmuan maupun yang sifatnya kolaboratif dengan berbagai luaran, seperti modul pembelajaran, sistem informasi dalam pengembangan pariwisata, dan berbagai jenis buku.
Kehadiran pandemi Covid-19 juga mendorong Undiksha untuk semakin gencar melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat. Sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus yang telah mendunia ini, Undiksha menyumbangkan alat pelindung diri dan masker kepada para tenaga medis, masker untuk masyarakat, dan fasilitas lainnya. Selain itu, Undiksha juga menyalurkan bantuan sembako kepada warga kurang mampu. Selain gerakan itu, akademisi Undiksha juga menggulirkan program inovasi. Pada tahun 2020, beberapa diantaranya berupa peningkatan produksi dan inovasi loloh kunyit di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, penerapan teknologi termokramik buatan untuk menangani kesulitan bahan kerajinan cadas di Gianyar, revitalisasi teknologi pewarnaan menggunakan dalam pelestarian endek khas Buleleng, produksi minyak atsiri dengan bantuan fermentasi, produk dan teknologi kayu sintetik diperkuat nanokomposit silika-karbon, produksi wine salak Bali dan produksi handsanitizer.
Selain itu, akademisi Undiksha juga membuat produk protive. Beberapa diantaranya pelatihan dan pembuatan alat pendeteksi kebocoran LPG, pencegahan paparan Covid 19 menggunakan Anticov 20, sistem word spotting untuk indeksasi koleksi citra digital lontar Bali, program IPTEKS bagi masyarakat minyak atsiri. Ada pula pengolahan limbah serbuk gergaji kayu, dan sebagainya. Harapannya program serupa dapat semakin banyak dilahirkan oleh para akademisi sehingga mampu memberikan kontribusi dalam percepatan mewujudkan visi Undiksha maupun mewujudkan Indonesia maju.