Singaraja– Realisasi anggaran Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) triwulan III tahun 2019 menempati peringkat pertama tertinggi se- Indonesia khusus Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU). Besarannya mencapai 65,78 persen. Hal tersebut sesuai hasil evaluasi kinerja kelembagaan yang dilakukan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang disampaikan, Senin (14/10/2019).
Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., mengungkapkan evaluasi tersebut dilakukan pada 104 Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU). Khusus untuk capaian Undiksha, dinyatakan sebagai hasil kinerja bersama, mulai dari rektorat, fakultas, pascasarjana, maupun bagian-bagian terkait. “Ini hasil kinerja semua. Kinerja pimpinan di bawah koordinasi Wakil Rektor II,” ungkapnya.
Capaian tersebut, menurut mantan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha ini diharapkan bisa sejalan dengan kualitas program yang telah direalisasikan yang juga bermuara pada peningkatan kualitas lembaga, sehingga semakin berdaya saing. “Ini bisa terwujudkam karena kebersamaan seluruh stake holder di lembaga. Kami ingin hal seperti ini bisa dipertahankan. Bahkan bisa semakin baik. Tidak hanya terkait tata kelola keuangan, tetapi juga hal lain,” katanya.
Wakil Rektor II Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd, juga mengapresiasi capaian itu. Dijelaskan, peringkat Undiksha berada diatas Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawijaya, Universitas Riau, dan Universitas Neger Makasar. “Kami tentu sangat mengapresiasi hal ini. Karena saat triwulan II, Undiksha belum masuk peringkat pertama. Tetapi sudah masuk lima besar,” jelasnya.
Capaian anggaran sebesar itu, menurut Lasmawan menunjukkan tata kelola keuangan sudah berjalan maksimal. Hal itu juga dinilai sebagai dampak tata kelola berbasis online. Sistem ini mampu menunjukkan akuntabilitas keuangan maupun progress pelaksanaan kegiatan, sehingga memudahkan dalam evaluasi. “Selama ini kontroling yang kita gunakan secara online. Ini secara transparan dan akuntabel. Dari itu kita melihat pergerakan langkah demi langkah uang negara di kelola di Undiksha,” jelasnya.
Disampaikan lebih lanjut, tata kelola keuangan di Undiksha berbasis desentralisasi. Artinya sejak awal tahun, anggaran sudah teralokasikan dan terkooptasi ke masing-masing fakultas, pascasarjana dan lembaga. Kebijakan ini tidak diterapkan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. “Masih banyak perguruan tingi lain yang berlabel BLU masih memilih yang bersifat sentralistik. Artinya tata anggaran terpusat di rektorat. Di Undiksha yang desentralisasi, hasilnya relatif positif,” terangnya.
Capaian itu, katanya sebuah pemicu bagi civitas akademik Undiskha untuk bisa mengembangkan dan menterjadikan iklim kebersamaan yang saban saat dikumandangkan rektor. “Ini merupakan tantangan dan peluang bagi Undiksha untuk meraih berbagai prestasi bidang tata kelola dan bidang akademis. Karena seberapa hebat pun sebuah lembaga tanpa adanya support dari tata kelola anggaran, niscaya prestasi lain sulit diraih,” sebut akademisi asal Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Bangli.
Menggenjot realisasi anggaran, Undiksha mempersiapkan beberapa strategi. Yakni mengintensifkan koordinasi dengan berbagai lini, melakukan pemetaan realisasi kegiatan, dan evaluasi secara berkelanjutan dengan melibatkan Satuan Pengawas Internal (SPI). “Kami akan cermati program yang belum terealisasi atau terealisasi belum maksimal dan menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab. Apakah karena memang belum jadwalnya atau memang ada kendala. Kami ingin seluruhnya berjalan baik,” pungkasnya. Selain sebagai pamuncak terkait realisasi anggaran, Undiskha juga terpilih sebagai penerima buku tentang rekam jejak perjalanan tata kelolanya selama 4 tahun terakhir, bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mewakili PTN Berbadan Hukum. “Ini juga sebagai bentuk penghargaan dari Kemenristekdikti kepada Undiksha,” pungkasnya. (hms)