Singaraja– Unit Pelaksana Teknis Layanan Bimbingan dan Konseling (UPT-BK) Undiksha menyelenggarakan seminar Transisi Belajar dari SMA ke Perguruan Tinggi bagi mahasiswa baru Undiksha Tahun 2022, Sabtu (15/10/2022). Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akadmeik dan Kerjasama Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.T.I., ini dilaksanakan secara luring dan daring.
Rasben Dantes yang mewakili Rektor menyampaikan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa baru yang saat ini masih dalam masa transisi dari masa SMU ke Perguruan Tinggi. Ditambahkan, mahasiswa yang telah berada di perguruan tinggi harus memiliki growth mindset, yaitu mahasiswa mau melakukan perubahan, mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang ada, mau untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu, dan bisa mengapresiasi orang lain. “Jangan pernah berpikir menjadi seorang yang paling penting, paling pintar, karena disini mungkin akan bertumbuh dengan banyak orang,” ungkapnya.
Adanya UPT Layanan BK di Undiksha, lanjut Rasben Dantes sebagai bentuk dari student service bagi mahasiswa yang membutuhkan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan permasalahan yang dialami, baik akademik maupun non akademik. Oleh karena itu, adanya kegiatan seminar ini dinilai sangat bermanfaat bagi mahasiswa Undiksha, terlebih mahasiswa baru.
Disisi lain, Kepala UPT BK Dewi Arum WMP, S.Psi., M.A., menjelaskan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan setelah masa penerimaan mahasiswa baru. Dikatakan, dari beberapa kegiatan layanan yang sudah dilakukan, ditemukan pada umumnya permasalahan yang dialami mahasiswa berakar dari kurangnya kemampuan beradaptasi di masa-masa awal transisi dari SMA/SMK menjadi mahasiswa di jenjang perguruan tinggi. “Permasalahan bisa beragam, yang utamanya adalah berkaitan dengan pengelolaan diri, termasuk pengelolaan waktu karena tentu saja di perkuliahan itu berbeda dengan pembelajaran di jenjang SMA,” terangnya.
Disampaikan lebih lanjut, dalam rangka mengatasi permasalahan mahasiswa, UPT Layanan BK Undiksha juga membuka layanan konseling. Selain itu juga membentuk tutor sebaya di setiap program studi. “Tutor sebaya ini sebelumnya diberikan pelatihan. Mereka bisa memberikan layanan konsultasi bagi mahasiswa yang memiliki permasalahan,” imbuhnya. (hms)