Singaraja- Perkembangan teknologi yang semakin pesat perlu didukung dengan adaptasi, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD). Aktivitas pembelajaran perlu dikembangkan dengan modul digital. Hal ini juga penting untuk mendukung kurikulum Merdeka yang menjadi salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memberikan dukungan dalam pengembangan modul digital. Salah satunya untuk bidang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Program bertajuk Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini digagas oleh tim yang diketuai oleh Prof. Dr. Made Agus Dharmadi, S.Pd.,M.Pd. Ia bersama anggota, I Nengah Eka Mertayasa, S.Pd.,M.Pd dan Ni Putu Dwi Sucita Dartini, S.Pd.,M.Pd melaksanakan program pengabdian bagi Kelompok Kerja Guru Olahraga SD di Kecamatan Banjar, Buleleng, Sabtu (14/9/2024). Program ini merupakan hibah dari DRTPM Kemendikbudristek melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undiksha.
Pelaksanaan pengabdian yang melibatkan 50 guru PJOK ini beranjak dari hasil observasi yang dilakukan oleh tim. Diantaranya, saat ini semua guru PJOK belum memiliki modul digital. Modul yang digunakan dalam pembelajaran masih berupa modul teks/hard copy. Selain itu belum ada standar yang baku terkait lingkup materi pelajaran di setiap tingkatan. “Tujuan pengabdian ini berkaitan dengan kurikulum merdeka belajar pada jenjang SD, yakni yang bercirikan mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi pengetahuan. Hal ini sangat relevan dengan pengabdian mengembangkan modul digital, sehingga secara langsung maupun tidak langsung siswa dapat belajar mandiri dengan modul digital yang lebih interaktif, mudah digunakan dan sangat mendukung pembelajaran,” jelas Agus Dharmadi.
Adanya media digital ini juga secara tidak langsung menjadikan siswa akan memiliki mainset yang bertumbuh dengan berupaya berubah dari mode tertinggal menjadi mode modern sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Disamping itu guru akan memudahkan dalam berbagi pengetahuan kepada semua siswa melalui perangkat yang ada saat ini, seperti handphone dan lainnya.
Akademisi asal Buleleng ini menambahkan disamping mendukung peningkatan kualitas materi pembelajaran PJOK, pengabdian ini juga sangat terkait dengan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 3 perguruan tinggi, yakni dosen berkegiatan di luar kampus dan IKU 5, yakni Hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat. “Hal ini dapat terjadi ketika pengembangan modul digital ini sudah bisa dikembangkan, maka karya dosen dapat digunakan oleh kelompok guru PJOK yang ada di Kecamatan Banjar. Hal ini menjadi rekognisi terhadap kerja dosen dalam meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal ini kelompok kerja guru PJOK,” imbuhnya.
Pelaksanaan kegiatan ini mendapatkan dukungan dari Kasi UPP/Korwil Kecamatan Banjar. Selain itu Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Kecamatan Banjar, Ketut Arsama, S.Pd juga turut memberikan apresiasi. Ia menilai pengembangan inovasi pembelajaran maupun media pembelajaran sangat perlu dilakukan untuk menjawab era digital yang kian berkembang pesat. “Kami berharap kegiatan seperti ini dalam dilaksanakan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan guru dalam menghadapi era digital,” ucapnya. (hms)