Indonesia kembali berbangga, prestasi gemilang datang dari seorang putri daerah asal Buleleng, Bali Kadek Adi Asih yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Ia yang lolos seleksi penerimaan mahasiswa baru di Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha lewat jalur prestasi tahun 2025, baru-baru ini meraih medali perunggu pada ajang International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup atau Piala Dunia Federasi Internasional Panjat Tebing yang berlangsung di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu, 3 Mei 2025.
FSC merupakan serangkaian ajang kompetisi panjat tebing yang diadakan sepanjang tahun di berbagai lokasi di seluruh dunia. Jumlah ajang dalam IFSC ini bervariasi dari tahun ke tahun, dan pemenang untuk setiap cabangnya ditentukan berdasarkan poin yang terkumpul sepanjang tahun.
Lahir pada tahun 2006, Kadek Adi Asih merupakan sosok muda penuh semangat dan keberanian. Remaja yang belum genap berusia 19 tahun ini berhasil meraih medali perunggu pada seri ketiga Piala Dunia panjat Tebing 2025 kategori speed putri dengan catatan waktu 7,27 detik dan berhasil mengalahkan peringkat dua dunia.
Keberhasilan meraih prestasi gemilang ini tidak luput dari berbagai usaha dan perjuangannya sejak tahun 2018 lalu. Perjalannya di dunia panjat tebing dimulai dari hobi memanjat pohon cengkeh sejak masih kecilnya. Dari itulah tumbuh kecintaan pada dunia panjat tebing. “Selain karena hobi saya memanjat, hal utama yang mendorong semangat saya, yaitu sewaktu saya SD saya sering kali melihat teman-teman yang maju ke depan untuk menerima penghargaan. Dari sanalah saya tertarik dengan dunia panjat tebing dan berprestasi,” katanya.
Tahun 2018 menjadi tahun pertama Kadek Adi Asih memulai karirnya di dunia panjat tebing. Karirnya dimulai pada Porjar Kabupaten Buleleng dan berhasil mendapatkan juara 3 di kategori speed. Pada tahun 2022 pada ajang Porjar Provinsi Bali ia juga berhasil mendapatkan total 4 medali emas, dengan kategori peorangan, kategori speed klasik, kategori campuran speed klasik, dan kategori beregu speed klasik.
Berbekal semangatnya yang tinggi dan pantang menyerah tentunya menjadi kunci atlet kelahiran Buleleng ini untuk terus semangat dan berjuang di ajang perlombaan berikutnya. ”Jangan pernah berhenti untuk mencapai mimpi itu, tetap semangat, fokus dengan tujuan dan percaya diri adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan,” imbuhnya. (rls/hms)