Singaraja- Pemerintah Provinsi Bali terus menggenjot pembangunan berbagai bidang. Menyukseskan itu, peran peguruan tinggi tak dapat dilepaskan, salah satunya dalam bidang kajian. Demikian disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster saat sosialisasi program “Nangun Sad Kerthi Loka Bali” di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Kamis (28/3/2019).
Dihadapan mahasiswa dan akademisi, Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini menjelaskan dalam lima tahun kedepan, ada tiga aspek utama dalam pembangunan Bali. Yakni, alam, krama dan kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berakar dari kearifan lokal, yaitu penyucian jiwa, penyucian laut, penyucian sumber air, penyucian tumbuh-tumbuhan, penyucian manusia dan penyucian alam semesta. Disampaikan pula lima bidang prioritas pembangunan Bali, yaitu bidang pangan, sandang dan papan, bidang kesehatan dan pendidikan, bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan, bidang adat, agama, tradisi, seni dan budaya, serta bidang pariwisata yang potensinya sangat besar. “Lima bidang prioritas ini juga didukung dengan pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi,” jelasnya.
Disampaikan lebih lanjut, dalam memuluskan realisasi sederet program itu, Pemrov Bali telah mengalokasikan anggaran. Namun demikian, dalam pelaksanaannya, dukungan dari masyarakat sangat diperlukan. Tak kalah penting juga perguruan tinggi yang menjadi tempat mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) andal. “Kami berharap perguruan tinggi bisa bersinergi dengan pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten untuk menyukseskan pembangunan. Seperti di Undiksha, bisa menyiapkan tenaga pendidik yang andal. Bisa juga turut serta dalam memberikan kajian program,” sebutnya.
Mengingat keberadaannya sangat strategis, Koster pun menegaskan siap mendukung dalam peningkatan sarana-prasana perguruan tinggi, tak terkecuali Undiksha. “Akan kami dukung penambahan sarana-prasarana perkuliahan,” tegasnya. Usai sosialisasi, mantan DPR RI ini juga lebih spesifik menyampaikan Fakultas Kedokteran (FK) Undiksha yang memiliki kekhususan fungsi, yakni juga memberikan pelayanan bidang kepariwisataan. “Ini berbeda dengan fakultas kedoketarn lainnya. Ada sekitar 30 persen materi berkaitan dengan pariwisata. Itu keunggulannya,” sebutnya. Mengimbangi itu, Pemrov Bali juga akan membuat peraturan daerah mengenai standar pelayanan kesehatan termasuk pada wisatawan. “Yang berkunjung di objek-objek tertentu, seperti pantai, gunung yang rawan kecelakaan. Itu perlu penanganan khusus,” imbuhnya.
Rektor Undiksha, Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd mengatakan pembangunan yang dicanangkan pemprov Bali serupa dengan Undiksha, sama-sama berlandasakan Tri Hita Karana. “Konsep ini menjadi landasan visi Undiksha untuk menjadi universitas unggul di Asia pada tahun 2045. Kami siap bersinergi dengan pemerintah dalam pembangunan,” katanya.
Akademisi asal Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini juga mengharapkan Pemrov Bali bisa memberikan dukungan dalam pengembangan lembaga, terutama dari sisi prasana untuk menunjang Fakultas Kedokteran, seperti lab dan rumah sakit. “Dengan kedokteran kepariwisataan ini, kami memang membutuhkan sarana-prasarana yang lebih karena kelasnya inmternasional. Kami minta dukungan lagi dan kami yakin Gubernur akan memprioritaskan untuk membantu pembangunan,” ucapnya. (hms)