Singaraja- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) mulai menyelenggarakan Seleksi Masuk Bersama Jalur Mandiri (SMBJM) melalui Computer Based Testing (CBT), Rabu (17/7/2019). Seleksi yang terbagi dalam kategori sainteks, soshum, dan campuran itu berlangsung ketat. Kelulusannya dipastikan mengacu pada skor yang diperoleh. Bukan pada besaran Sumbangan Pembangunan Kelembagaan (SKP).
Ujian CBT berlangsung hingga 19 Juli tersebar di UPT TIK, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Fakultas MIPA, dan Fakultas Bahasa dan Seni. Khusus untuk Prodi Seni dan Penjaskesrek ada ujian keterampilan berlangsung pada 20 Juli. Jumlah peserta seluruhnya mencapai 1.357 orang, dengan rincian sainteks 331 orang, soshum 916 orang dan campuran 110 orang. Pada seleksi ini, hanya dicari sekitar seribu orang.
Ujian yang merupakan jalur terakhir penerimaan mahasiswa baru itu dipantau Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG. Pejabat asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan itu memberikan apresiasi. Sebab, soal yang diberikan untuk setiap peserta berbeda-beda. “Jadi peserta betul-betul menjawab pertanyaan secara mandiri,” ungkapnya.
Ujian dengan pola itu diharapkan bisa terus diterapkan karena dinilai mampu menghasilkan mutu dan kualitas mahasiswa yang dapat bersaing dalam kompetisi, baik tingkat nasional maupun internasional. “Kami hadir dan bangga karena Undiksha sudah bisa menyelenggaraan CBT. Kedepan ini harus terus dipertahankan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mendorong Undiksha untuk bisa mempercepat akreditasi Prodi Kedokteran, sehingga kedepannya jumlah mahasiswa yang bisa diterima semakin banyak. Tidak seperti saat ini masih terbatas. “Rektor beserta jajaran diharapkan berbenah dan berlari. Harus mengejar akreditasi. Nanti kalau sudah terakreditasi, jadi bisa lebih banyak (menerima mahasiswa-red), bisa sampai 150 minimal. Baik masyarakat dari Buleleng, Bali maupun dari luar,” sebutnya. Tak hanya itu, perguruan tinggi dengan delapan Fakultas ini juga didorong bisa mendirikan prodi lain yang dapat menopang pembangunan potensi daerah, salah satunya bidang pertanian. “Dengan pendidikan yang sudah lengkap di Undiksha, bisa sebagai pemicu perkembangan ekonomi di Bali,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.,mengungkapkan kelulusan seleksi ditentukan berdasarkan passing grade dan skor tertinggi. Ditegaskan, tidak ditentukan dari besaran sumbangan. “Kita disini tidak menenutukan dari berapa besar sumbangannya. Tetapi apakah dia masuk passing grade atau memiliki skor yang lebih tinggi,” tegasnya. Disampaikan lebih lanjut, pada ujian itu, setiap butir soal memiliki bobot berbeda. “Dengan sistem seperti ini, kita mampu menjaring mahasiswa dengan kualitas baik. Ini yang diharapkan oleh masyarakat kampus dan juga dengan pemkab Buleleng, untuk kita betul-betul menjadi perguruan tinggi yang memiliki daya saing, penuh kualitas. Ini sebabnya input harus bisa dilakukan dengan baik,” jelasnya.
Khusus untuk akreditasi Prodi Kedokteran, mantan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha ini menyebutkan sudah dirancang. Hal itu juga akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, salah satunya Kementerian Kesehatan yang juga ikut memberikan penilaian. “Sesungguhnya kalau mengacu izin Prodi Kedokteran yang turun 8 Agustus 2018, akreditasi dilakukan pada 2020. Tetapi sudah saya intruksikan ke jajaran Fakultas Kedokteran untuk bisa menyusun borang pada 2019 ini,” pungkasnya. (hms)