Singaraja- Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha memang masih berusia muda. Namun hal tersebut tidak menjadi halangan untuk terus meningkatkan kualitas. Salah satunya dengan melirik pemanfaatan teknologi nuklir dalam pengembangan bidang kesehatan. Pengenalan awal dilakukan melalui seminar internasional dan workshop dari 18 sampai 21 November 2019. Terobosan itu juga untuk mendukung kekhususan program studi, yaitu kedokteran kepariwisataan.
Pada workshop tersebut, dihadirkan sejumlah narasumber berkompeten, mulai dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), pelaku industri dalam negeri dan dari Jepang yang memanfaatkan teknologi nuklir. Selain itu ada pula dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., mengharapkan workshop ini bisa memberikan pemahaman bagi mahasiswa untuk menguasai teknologi nuklir sehingga pemanfaatannya semakin dipahami dan bisa diterima oleh masyarakat luas. “Kami berharap kedepannya ada pusat Nukli di Bali atau mungkin di Singaraja yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,” sebutnya.
Mantan Direktur Pascasarjana Undiksha ini menyebutkan aplikasi teknologi nuklir, khususnya untuk bidang kesehatan didukung penuh oleh Undiksha. Bahkan memungkinkan untuk dijalin kerjasama secara khusus untuk pengembangannya. “Tentu ini akan kami komunikasikan lagi dengan BATAN. Termasuk juga dengan Kemenkraf karena kedokteran Undiksha terkonsentrasi medical tourism,” katanya.
Perwakian dari Deputi Kelembagaan Industri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani mengatakan bidang kesehatan memiliki kaitan yang sangat erat dengan sektor pariwisata. Pelayanan kesehatan harus mampu berjalan secara maksimal. Pihaknya pun berharap Undiksha bisa mewujudkan itu, terlebih jika ada penerapan teknologi nuklir. “Dengan pemanfaatan nuklir ini diharapkan akan berdampak pada industri pariwisata secara umum” ujarnya
Sementara itu, Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir, BATAN Dr. Hendig Winarno mengatakan sampai saat ini, nuklir lebih banyak yang mengenal sebagai bahan peledak. Tetapi sesungguhnya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bidang kesehatan maupun sektor pertanian. Undiksha sebagai peguruan tinggi yang memiliki sejumlah fakultas dan didukung dengan SDM, dinilai sebagai mitra potensi yang bisa diajak kerjasama dalam pengembangannya. “Harapan kita, teknologi nuklir bisa berguna bagi masyarakat luas, baik di Indonesia ataupun di Bali,” katanya.
Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG mengatakan sampai saat ini jumlah Rumah Sakit yang memanfaatkan teknologi nuklir masih tergolong sedikit. Pemkab Buleleng pun mendukung jika hal itu bisa diaplikasikan di RSUD, sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. “Kalau tenaga nuklir dimanfaatkan sebaik-baiknya, akan bermanfaat sekali,” pungkasnya. Pada seminar itu juga diisi penandatanganan MoU dengan Kemenkraf terkait layanan kesehatan kepariwisataan. Di luar acara utama itu, juga terdapat diskusi lebih lanjut dari narasumber. (hms)