Singaraja- Kepemimpinan, keterampilan komunikasi, berpikir kreatif dan terampil dalam literasi teknologi menjadi hal yang sangat penting dimiliki seseorang dalam era digital. Hal tersebut salah satu bekal untuk meningkatkan daya saing. Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) mengambil langkah untuk mendiseminasikan keterampilan tersebut melalui seminar internasional, Senin (27/9/2021). Acara yang bekerjasama dengan Perkumpulan Program Studi Doktor Pendidikan (PPSDP) ini menghadirkan sejumlah narasumber dari luar negeri.
Seminar yang berlangsung melalui dalam jaringan dan luar jaringan ini diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Undiksha. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Undiksha, Dr. Gede Rasben Dantes, S.T.,M.T.I., yang memwakili rektor membuka acara mengungkapkan kehadiran era digital dapat memicu terjadinya perubahan yang sangat cepat, banyak hal kompleks yang akan dihadapi dan banyak hal yang sangat ambigu ke depan. Menghadapi hal tersebut, yang penting untuk dimiliki tidak hanya pada pengetahuan, tetapi juga perlu didukung dengan keterampilan kepemimpinan, budaya literasi, literasi digital, berpikir kreatif, dan sebagainya. Keterampilan ini, oleh Undiksha telah diupayakan untuk diwujudkan melalui berbagai kegiatan, baik akademik maupun non akademik. “Untuk menumbuhkan keterampilan ini, menjadi tanggung jawab kita semua termasuk juga pemerintah dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Disampaikan lebih lanjut, Indonesia memiliki berbagai jenis budaya yang dapat menjadi sebuah keunggulan. Hal tersebut menurut Rasben Dantes dapat diintegrasikan ke dalam dunia pendidikan. “Saya kira Indonesia ini punya kultur, kemudian punya budaya yang punya unikness. Keunggulan ini saya kira untuk bisa dibawa naik. Jadi sekarang berkembang yang namanya etnopedagogi, etnosains dan lain sebagainya. Mudah-mudahan kedepan budaya ini bisa terintegrasi dengan baik dalam kita meningkatkan atau menyempurnakan apa yang sudah kita lakkan,” harapnya.
Pada kesempatan tersebut, akademisi bidang infomatika ini memberikan apresiasi kepada Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan yang telah menggelar seminar ini. Ia berharap seminar yang menyajikan berbagai topik ini dapat memberikan wawasan baru dan pengalaman internasional, khususnya bagi para mahasiswa. “Melalui kegiatan ini saya berharap bisa mendiskusikan banyak hal terutama dalam masa pandemi ini, dimana ada beberapa learning loss sebenernya. Mudah-mudahan dari diskusi yang dilakukan hari ini kita bisa memberikan solusi kepada seluruh masyarakat, anak-anak, baik di satuan pendidikan yang paling rendah TK, SD, SMP, SMA maupun perguruan tiinggi,” imbuhnya.
Koordinator Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan Undiksha, Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A., menegaskan bahwa keterampilan kepemimpinan, kreativitas dan literasi teknologi masuk ke dalam Kerangka Kualifkasi Nasional Indonesia (KKNI). Oleh karena itu, program studi berupaya untuk memperkuat dan seminar internasional ini menjadi salah satu medianya. “Seperti ini melakukan seminar, menugaskan mahasiswa S-3 Ilmu Pendidikan untuk melakukan pekerjaan ini. Itu adalah salah satu latihan bagi mereka untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, bagaimana mengkomunikasikan ide, bagaimana diterima oleh teman-temannya. jadi itu adalah salah satu cara,” tegasnya.
Akademisi yang sempat menjabat sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha ini menegaskan prodinya tetap melakukan upaya maksimal untuk melahirkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi era teknologi. Berbagai program dirancang untuk itu, seperti joint lecture, visiting professor, joint research, dan joint consortium.
Secara khusus berkaitan dengan seminar, terdapat sejumlah keynote speakers yang dihadirkan, yaitu Gymnasium AIA-GESS Internasional Program Manager, Tbilisi, Gorgia, Tamar Lolishvili, Professor and Head (Research) Dr.D.Y.Patil B-School Pune, Maharashtra, India, Atul Kumar, Philippine Stewards for Humanity and Excellence Inc. Ada pula David D. Perroid dari Mahidol University Thailand, Xenia Konstantinopoulou yang merupakan Co-Founders & Co-Owner My Way, Thessaloniki, Yunani, dan Banthita Intamano dari Thammasat University, Bangkok, Thailand. Sebagai informasi, dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, pada seminar ini, peserta luring diwajibkan untuk melakukan rapid antigen, termasuk panitia pelaksana. (hms)