Denpasar- Program internationalization at home telah dicanangkan Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., tahun 2019. Wakil Rektor I, Dr. Gede Rasben Dantes, S.T.,M.TI yang menangani bidang itu terus merancang langkah strategis untuk memperkuat program tersebut, termasuk pada tahun 2021. Hal itu terungkap dalam paparannya pada Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) di Hotel Bali Beach, Denpasar (3/12/2019).
Rasben Dantes secara umum menangani bidang akademik dan kerjasama. Dalam upaya menguatkan program internationalization at home, diinisiasi kelas internasional, penyelenggaraan fast-track program (double degree), dan optimalisasi pemanfaatan pembelajaran Dalam Jaringan (Daring). Selain itu, juga dengan memaksimalkan kepersertaan mahasiswa dalam program PPL-PKL luar negeri yang sudah berjalan sejak 2017. Mendukung program-program itu, Undiksha telah menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Yang terbaru juga ada dengan Iwate University, Jepang dan Ming Chi University of Technologi. “Kami ingin Undiksha ini bisa menjadi rumah masyarakat international. Sekarang sudah berjalan, tetapi harus tetap ditingkatkan. Visiting lecturer juga begitu,” katanya.
Menyukseskan program itu, sambungnya perlu diimbangi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya tenaga pendidik dalam hal penguasaan bahasa asing maupun kualifikasi pendidikan. Hal ini juga sejalan dengan apa yang diinginkan Wakil Rektor II, Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd., yang salah satunya menangani bidang sumber daya. Tidak kalah penting lagi menurutnya, perlu adanya standarisasi ruang belajar, yang bisa dilakukan secara bertahap. Demikian juga dengan pengadaan alat-alat laboratorium maupun sertifkasinya. “Ini beberapa upaya yang perlu dilakukan lagi kedepan,” jelasnya.
Publikasi ilmiah dan research tidak bisa dilepaskan dari perguruan tinggi. Oleh sebab itu setiap tahun diinginkan bisa terus meningkat dan kualitasnya semakin baik, termasuk ada hilirisasi yang bisa menggandeng sektor industri. “Untuk memaksimalkan publikasi, salah satunya dengan mendorong dosen Undiksha bisa menulis dengan partner luar negeri. Ini juga harus diidentifikasi dan dikelompokkan,” kata akademisi 44 tahun ini.
Akreditasi program studi juga tidak luput dari perhatian. Tahun 2019, Undiksha memiliki 9 Prodi yang terakreditasi A, 46 terakreditasi B dan 10 prodi terakreditasi C (prodi baru). Pimpinan fakultas didorong untuk mengambil terobosan dalam rangka percepatan mewujudkan prodi unggul. “Termasuk juga yang sudah terakreditasi A, harus terus meningkatkan kualitas. Bisa mengejar akreditasi internasional,” pungkasnya. (hms)