Bangli- Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memberikan perhatian terhadap pengembangan sektor peternakan lebah madu pada Kelompok Madu Wana Arta di Desa Pengejaran, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali. Pengembangan tersebut dilakukan melalui Program Innovillage yang digagas oleh Telkom Indonesia melalui Community Development Center.
Kegiatan ini dilakukan oleh tim mahasiswa yang terdiri atas Gede Sariasa dan dua orang anggota, yaitu David Mario Yohanes Samosir dan Ni Kadek Pian Siani. Tim yang Bernama Smart Bee Team ini terjun langsung ke lapangan, Jumat (26/1/2024). Mereka menggagas inovasi tepat guna untuk budidaya lebah madu melalui penerapan Sarang lebah pintar berbasis IoT yang dapat meningkatkan jumlah produksi madu dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. “Selama ini aktivitas peternakan yang dilakukan oleh masyarakat masih dilakukan secara tradisional dan juga belum ada sentuhan teknologi sehingga belum mampu memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Selain hal itu, sebagai mahasiswa kami ini turut andil berpartisipasi dalam menangani berbagai permasalahan masyarakat melalui pengembangan berbasis digital yang sesuai dengan tujuan Social Development Goal’s (SDGs),” kata Ketua Tim, Gede Sariasa.
Disampaikan lebih lanjut, melalui penerapan Sarang lebah pintar berbasis IoT diharapkan mampu menciptakan sebuah peningkatan di bidang teknologi yang selanjutnya dapat membantu peternak meningkatkan jumlah produksi madu. Sistem sarang lebah pintar ini bisa mendeteksi suhu yang nantinya dapat dipantau secara real time oleh peternak madu dan dalam peternakan lebah madu, suhu merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas lebah. Selain itu sarang lebah pintar ini dilengkapi sensor berat yang mampu mengakumulasikan jumlah madu yang ada di dalam sarang lebah sehingga peternak mengetahui jumlah madu tanpa harus membuka sarang lebah sehingga tidak mengganggu produktivitas lebah “Pelaksanaan program Innovillage ini sudah berjalan mulai dari tanggal 21 Desember 2023 dan direncanakan akan selesai pada 19 Februari 2024 mendatang,” terangnya.
Dosen pembimbing, I Wayan Pardi, S.Pd., M.Pd., mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu aksi nyata mahasiswa dalam mentransfer pengetahuan di bidang teknologi. Penerapan sarang lebah pintar berbasis IoT, masyarakat akan mendapatkan dampak yang positif dan juga dengan adanya pelatihan yang dilakukan oleh mahasiswa nantinya akan mampu membantu pemasaran madu yang telah diproduksi sehingga terdapat peningkatan perekonomian masyarakat.
Selain penerapan sarang lebah pintar berbasis IoT, mahasiswa juga akan melaksanakan pelatihan pengemasan serta pemasaran produk madu yang dihasilkan oleh peternak. Pengemasan dan pemasaran produk madu saat ini masih bersifat konvensional.
Ketua Kelompok Peternak Madu Wana Arta Pengejaran, I Ketut Merta Yasa merespon positif pelaksanaan program ini. “Ke depan mudah-mudahan semakin banyak lagi mahasiswa yang terjun ke lapangan seperti ini untuk membantu masyarakat sehingga mahasiswa dapat menjadi pelita untuk menerangi masyarakat yang masih gagap terhadap teknologi,” ucapnya. (rls)