Singaraja- Tim pelaksana Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) Undiksha tahun 2019 kembali melatih dan mendampingi home industri produk perawatan kulit “Bali Sari”, Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng dalam memproduksi sunscreen body lotion. Produk tersebut memanfaatkan bahan herbal berupa susu kambing dan ekstrak tanaman.
Ketua pelaksana PPPUD yaitu Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si menjelaskan pelatihan sudah dilakukan pada 25 Agustus 2019 dan terus diimbangi dengan pendampingan. Kegiatan tersebut tidak hanya menyasar menyasar anggota kelompok Bali Sari, namun juga melibatkan remaja SMA di desa setempat. “Pelibatan siswa SMA ini adalah sekaligus sebagai wahana edukasi karena anak usia remaja sangat dekat dengan produk-produk perawatan kulit,” jelasnya, Selasa (17/9/2019).
Sunscreen body lotion yang diperkenalkan memiliki pungsi ganda, yaitu melembutkan kulit sekaligus juga melindungi kulit dari paparan sinar UV ketika saat beraktivitas di bawah terik matahari. “Indonesia sebagai daerah beriklim tropis dengan intensitas sinar matahari yang tinggi membuat pemakaian lotion yang berfungsi sebagai sunscreen maupun sunblock menjadi suatu keharusan agar kerusakan kulit akibar paparan sinar UV dapat dihindari,” katanya.
Sebelum melaksanakan pelatihan, Sastrawidana yang berlatar belakang pendidikan kimia lingkungan meyakinkan kepada masyarakat bahwa penggunaan susu kambing dan ekstrak tanaman pada pembuatan sunscreen body lotion memiliki keunggulan tersendiri. Berbeda dengan produk-produk sejenis yang ada di pasaran. Hal tersebut karena susu kambing kaya akan kandungan asam laktat serta mineral-mineral yang dibutuhkan kulit seperti vitamin B, thiamin, niacin, vitamin C selenium dan juga seng mampu mencerahkan, melembutkan dan meregenerasi kulit serta membantu menghilangkan sel-sel kulit mati. Sedangkan ekstrak herbal, diambil dari daun pegagan, daun alpokat, krokot, kulit manggis temu lawak dan wortel. “Bahan ini mengandung senyawa bersifat fotoprotektif serta antioksidan dan pengikat radikal bebas,” ungkapnya.
Program ini direncanakan berlangsung tiga tahun (2018-2020) didanai Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Republik Indonesia. Lebih lanjut, beberapa rencana program dalam kurun itu, meliputi edukasi tentang cara pembuatan kosmetik yang baik dan benar (CPKB), pengenalan jenis tanaman untuk campuran kosmetik beserta cara ekstraksinya dan pelatihan, serta pendampingan pembuatan produk-produk perawatan kulit. Disamping itu, diberikan pula pengetahuan manajemen bisnis beserta promosi dan pemasaran produk. Tahun lalu, juga telah dikenalkan cara pembuatan shampoo poliherbal menggunakan bahan-bahan herbal dari ekstrak tanaman lokal dan susu kambing. (rls/hms)