Singaraja- Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) turut serta berkontribusi dalam optimalisasi pengelolaan sampah. Kontribusinya ditunjukkan dengan meluncurkan program inovatif yang menggabungkan teknologi digital dengan praktik pengelolaan sampah berkelanjutan.
Langkah kreatif ini digagas di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Beleleng melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (BEM FMIPA) Undiksha.
Program yang dilaksanakan berupa ecocycle bank sampah digital yang di dalamnya terdapat budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly), produksi pupuk, dan ecobrick. Munculnya ide kreatif ini tidak terlepas dari pengelolaan sampah yang belum optimal. Program ini hadir sebagai solusi komprehensif yang tidak hanya bertujuan mengurangi volume sampah, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui edukasi dan pelatihan.
Program ini memiliki beberapa inisiatif utama yang inovatif. Salah satunya adalah penggunaan aplikasi bank sampah digital yaitu MySmash yang mengubah sistem penjualan sampah secara door to door menjadi lebih efisien dan terstruktur melalui platform digital. Selain itu, program ini juga memperkenalkan budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly) sebagai pendekatan inovatif untuk mengolah sampah organik. Larva Maggot BSF diolah menjadi sumber protein tinggi untuk pakan ternak, yang tidak hanya mengurangi jumlah sampah di tempat pembuangan akhir, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di Desa Gobleg.
Tidak hanya itu, program ini juga fokus pada produksi pupuk organik yang dihasilkan dari sampah organik. Pupuk ini diyakini dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian. Melalui edukasi dan pelatihan, masyarakat desa diajari cara memproduksi pupuk organik secara mandiri. Inisiatif lain yang tak kalah penting adalah pembuatan ecobrick dari sampah plastik. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, ecobrick juga menjadi sarana untuk menciptakan kerajinan ramah lingkungan dengan melibatkan masyarakat dalam praktik daur ulang dan penggunaan kembali material.
Program yang resmi diluncurkan pada 19 Juli 2024 ini mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak. Kepala Desa Gobleg, I Made Separsa menilai program ini akan berdampak positif bagi masyarakat. Penggunaan aplikasi dalam penjualan sampah menggantikan sistem door to door merupakan terobosan yang dinantikan. “Harapan kami dalam lima bulan ke depan, program ini dapat mengurangi sampah secara signifikan dan mengubahnya menjadi inovasi yang meningkatkan kesejahteraan warga,” ungkapnya.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Kadek Dedy A.T. “Kami berharap ini bukan sekadar program pengabdian, melainkan solusi jangka panjang untuk permasalahan sampah di Desa Gobleg. Terutama dalam pembudidayaan maggot yang masih langka di Bali,” imbuhnya.
Dosen Pendamping Tim PPK Ormawa BEM FMIPA Undiksha, I Nyoman Budayana, S.Pd., M.Sc berharap program ini dapat berlanjut dan lolos ke tingkat Abdidaya. “Antusiasme dan dukungan dari desa serta pihak terkait sangat tinggi. Kami berharap program ini tidak berhenti di sini, tetapi menjadi inisiatif berkelanjutan yang membawa dampak nyata bagi masyarakat,” jelasnya.
Dengan menggabungkan teknologi digital, praktik pengelolaan sampah berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat, ecocycle bank sampah digital bukan hanya menawarkan solusi inovatif untuk masalah sampah di Desa Gobleg, tetapi juga menjadi model potensial yang bisa diterapkan di daerah lain. Inisiatif ini membuktikan bahwa kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam mengatasi tantangan lingkungan dan sosial. (rls/hms)