Singaraja- Pelaksanaan program Pengenalan Lapangan Persekolahan berbasis Daring (PLPbD) tahun 2020 Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dimulai, Senin (10/8/2020). Program ini menyasar ratusan sekolah yang tersebar di sebelas provinsi di Indonesia. “Kegiatan ini akan berlangsung sampai 17 Oktober 2020. Mahasiswa yang terlibat 1.349 orang yang tersebar di 370 sekolah,” ungkap Kepala Pusat PLP Undiksha, Dr. Dewa Bagus Sanjaya, M.Si, Jumat (7/8/2020).
Dijelaskan lebih rinci, provinsi tersebut adalah Bali, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Pemilihan sekolah ditentukan langsung oleh mahasiswa yang didukung dengan komunikasi terlebih dahulu dengan pihak sekolah. Sebelum melaksanakan program, seluruh mahasiswa diberikan pembelakan berbagai hal yang menyangkut teknis kegiatan maupun penerapan protokol pencegahan Covid-19. “Kami berharap program yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai harapan. Dalam konteks tetap mempertahankan kualitas pelaksanaan meskipun berlangsung di saat pandemi Covid-19. Mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman yang mampu meningkatkan kualitas diri,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LPPPM) Undiksha, Prof. Dr. I Made Ardana, M,Pd., dalam arahannya menyampaikan program PLP memiliki tujuan yang sangat penting untuk mahasiswa, yaitu dapat mengembangkan kompetensi akademik kependidikannya maupun kompetensi akademik pada bidang studi. “Termasuk juga meningkatkan kemampuan dalam mengimplementasikan pembelajaran daring. Saya yakin dapat mewujudkan kompetensi yang diinginkan,” ucapnya.
Disampaikan lebih lanjut, pelaksanaan program ini tidak dapat dilepaskan dari peran dosen pendamping mikro teaching. “Kami sangat mengapresiasi ini. Semoga pendampingan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan, sehingga target dari program ini dapat tercapai sesuai harapan,” imbuhnya.
Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., mendorong para mahasiswa dalam program PLPbD untuk menciptakan inovasi pembelajaran. “Menurut saya ini adalah sesuatu yang baru, tetapi akan menjadi trigger bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dalam penerapan teknologi dalam pembelajaran,” ungkapnya.
Inovasi tersebut, sambungnya dapat berkaitan dengan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi. Hal ini juga perlu menyesuaikan dengan kondisi setiap sekolah dan siswa. “Oleh karena itu, ini perlu dipersiapkan. Bagaimana perencanaannya, bagaimana evaluasinya. Ini perlu diperhatikan,” jelasnya.
Pelaksanaan PLPbD sebagai bentuk antisipasi civitas akademika Undiksha maupun orang lain terpapar Covid-19, dan sebagai bentuk implementasi kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Untuk menerapkan social distancing, maka pembelajaran teori dilakukan secara daring. Saya juga berharap mahasiswa turut memberikan edukasi terkait pencegaha Covid-19,” ucap Rektor asal Nusa Dua, Kabupaten Badung ini. (hms)