Kondisi Danau Batur, Kintamani, Bangli kian memprihatinkan karena kehadiran ikan red devil yang semakin marak dan tidak terkendali. Desa Kedisan sebagai salah satu wilayah desa yang terletak di pinggir Danau Batur memperoleh dampak yang cukup signifikan berupa berkurangnya jumlah tangkapan ikan mujair oleh nelayan tradisional ataupun nelayan keramba sehingga memberikan dampak negatif pada aspek sosial ekonomi rumah tangga. Hal ini mendapat perhatian dari mahasiswa Undiksha yang tergabung dalam Tim PKM Baruna Batur Undiksha yang terdiri atas 5 orang mahasiswa yang berasal dari Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Teknik dan Kejuruan dengan dosen pembimbing Dr. Ni Putu Era Marsakawati, S.Pd., M.Pd.
Dalam program ini, Kelompok PKK Kedisan diajak untuk melakukan diversifikasi olahan ikan red devil berupa pembuatan pelet ikan berbahan dasar ikan red devil yang nantinya dapat digunakan sebagai pakan ikan mujair dan ikan-ikan lainnya. Pembukaan program dilaksanakan pada 1 Juni 2024 dengan dihadiri oleh 15 orang ibu-ibu PKK Kedisan sebagai peserta program. Bertepatan pada hari tersebut, dilaksanakan kegiatan Baruna Satu berupa proses penyadaran yang mampu menyadarkan mitra terkait gambaran program, jadwal pelaksanaan, hingga pentingnya pelaksanaan program. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemberian pre-test dan diakhiri dengan sosialisasi terkait potensi ikan red devil dan tata cara pembuatan pelet ikan berbahan dasar ikan red devil. Diharapkan, program ini dapat memberikan dampak keberlanjutan dan menyelamatkan Danau Batur. (rls/hms)