Singaraja- Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) turut memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan melalui ide-ide kreatif untuk mewujudkan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Salah satunya dengan menciptakan media Mathematics Pop-Up Book berbasis Mixed Reality. Media pembelajaran ini digunakan untuk memfasilitas aktivitas belajar siswa berkebutuhan khusus anak autis.
Media pembelajaran ini diciptakan oleh tim Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) yang terdiri atas Ketua, Ni Kadek Sintya Dewi dari Jurusan Matematika, serta anggota Sahda Nabila Pramesti, Kadek Krisnina Maharani, Kadek Rama Widyatnyana, dari Jurusan Matematika dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan I Gusti Agung Michael Swisnandya yang berasal dari Jurusan Tenik Informatika Fakultas Teknik dan kejuruan. Dosen Pendamping dalam program ini adalah I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd., yang berasal dari Jurusan Matematika dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Media pembelajaran ini telah diimplementasikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Buleleng. Digagasnya ide kreatif ini tidak terlepas dari adanya kesulitan yang dialami oleh siswa autis dalam menghitung dan memvisualisasikan bangun dalam matematika, khususnya yang bersifat abstrak. Pengupayaan pembelajaran bermakna pada mata pelajaran matematika mampu mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya, menjawab pertanyaan dengan baik, menginternalisasi pemahamannya dan membentuk perilaku hingga karakter siswa. Maka dari itu penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan. Penggunaan media pembelajaran interaktif yang mengabungkan audio dan visual lebih efektif digunakan dalam membelajarkan anak autis.
Pelatihan untuk implementasi media pembelajaran ini sudah dilakukan yang dikemas dalam program bertajuk “ PELITA EDUKASI”. Terdapat 10 orang guru sebagai partisipan. Seluruhnya diajak praktik secara langsung dalam pembuatan media Mathematics Pop-Up Book berbasis Mixed Reality
Melalui program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi guru-guru di SLB Negeri 2 Buleleng. Selain itu, dapat menarik minat siswa autis untuk belajar matematika. Pada guru pun memberikan respon positif untuk inovasi pembelajaran ini. (rls)