Singaraja- Tidak bisa dimungkiri bahwa peran matematika dalam berbagai bidang kehidupan manusia tidak terbantahkan lagi. Bahkan penguasaan matematika sering dijadikan tolak ukur kemajuan sebuah bangsa. Bagaimana halnya dengan penguasaan matematika Indonesia, yang tercermin dari kemampuan matematika siswanya?
Peran matematika begitu pentingnya, Namun secara umum kemampuan matematika siswa di Indonesia masih terbilang rendah. Ternyata matematika masih menjadi pelajaran yang sulit bagi siswa.
Memperhatikan kondisi tersebut, akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) mengambil langkah nyata dengan turun langsung ke masyarakat (pendidikan) untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika. Analisis situasi dilakukan di tujuh Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di Desa Jehem yang tergabung dalam Gugus I Kecamatan Tembuku. Hasilnya, pertama, ditemukan guru-guru masih menemui kesulitan dalam membelajarkan matematika atau penguasaan materinya masih lemah sehingga cenderung membelajarkan matematika dengan metode ceramah. Kedua, masih adanya phobia matematika di kalangan siswa, mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit, membosankan bahkan menakutkan sehingga berdampak pada hasil belajar matematika yang belum optimal. Ketiga, minimnya jumlah media pembelajaran matematika berbasis ICT dan manipulative konkrit yang tersedia di sekolah-sekolah, padahal siswa SD masih berada pada tahap operasional konkrit yang sangat membutuhkan manipulasi benda nyata dalam penanaman konsep matematika. Keempat, pengetahuan dan keterampilan guru dalam mendesain pembelajaran matematika yang menekankan aktivitas matematika masih rendah.
Gugus I Kecamatan Tembuku bersama tiga orang Tim Pengabdi dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Undiksha, yaitu: Dr. Gst. Ayu Mahayukti, M.Si.; Prof. Dr. I Gusti Ngurah Pujawan, M.Kes.; Dr. I Gede Margunayasa, M.Pd. dan dibantu mahasiswa Jurusan Matematika Undiksha selanjutnya menyepakati solusi dari permasalahan tersebut melalui kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) DRTPM Kemdikbudristek. Program yang digagas berupa “Aktivasi Sumber Belajar Matematika Bermakna Berbasis HOTs Terintegrasi Lesson Study. Serangkaian kegiatan dilaksanakan sejak bulan Juni (dan saat ini masih berlangsung) yaitu penguatan kompetensi guru dalam pembelajaran matematika melalui pemantapan materi ajar dan strategi pembelajarannya berbasis HOTs; perancangan dan pembuatan media/alat peraga matematika SD berbasis ICT dan manipulative konkrit; pembuatan math lab sebagai sebuah lab matematika mini yang berada di ruang kelas; meningkatkan kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran matematika yang menekankan aktivitas matematika (Hands On – Mind On), dan membiasakan siswa melakukan eksplorasi matematika secara mandiri di Math Lab.
Melalui strategi ini, sesuai analisis telah terjadi peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran matematika SD berbasis HOTs, telah dikembangkan Math Lab sebagai laboratorium matematika mini pada ruang kelas yang dilengkapi dengan alat peraga matematika serta media berbasis ICT, dan guru mampu menggunakannya dalam pembelajaran. Selain itu telah terbentuk model pembinaan profesionalisme guru SD yang berkelanjutan, berupa kelompok lesson study.
Kegiatan workshop pengembangan media pembelajaran matematika berbasis ICT dan manipulatif konkrit dilaksanakan pada 29 Agustus 2023 di SDN 5 Jehem, dengan peserta guru-guru SD yang tergabung dalam Gugus I Kecamatan Tembuku ( SDN 1 Jehem, SDN 2 Jehem, SDN 3 Jehem, SDN 4 Jehem, SDN 5 Jehem, SDN 6 Jehem, dan SDN 7 Jehem) sebanyak 21 peserta.
Ketua Gugus 1 Kecamatan Tembuku yang juga Kepala SD N 5 Jehem, Ni Nyoman Budiartini, S.Pd.SD menyampaikan apresiasinya kepada tim pengabdi dan merasakan manfaat dan pentingnya kegiatan ini. Kegiatan seperti ini diharapkan sering dilaksankan pada kesempatan lainnya. Melalui program ini, tim pengabdi Undiksha juga menyumbangkan alat peraga matemarika dan media pembelajaran matematika berbasis ICT kepada pihak sekolah. (rls/hms)