Singaraja – Peran matematika dalam berbagai bidang kehidupan manusia tidak terbantahkan lagi. Bahkan penguasaan pengetahuan yang sangat melekat dengan rumus itu sering dijadikan tolak ukur kemajuan sebuah bangsa. Khusus untuk penguasaan matematika Indonesia, yang tercermin dari kemampuan siswa, berdasarkan hasil studi Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2015 menunjukkan bahwa peringkatnya masih rendah, berada di posisi 63 dari 69 negara.
Hasil penelitian Peneliti dari Research on Improvement of System Education (RISE) 2018 juga menunjukkan kemampuan siswa memecahkan soal matematika sederhana tidak berbeda secara signifikan antara siswa baru masuk Sekolah Dasar (SD) dan yang sudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), sehingga Indonesia saat ini dinyatakan sedang darurat matematika.
Atas hal tersebut, tim pengabdi dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), yaitu I Putu Pasek Suryawan, M.Pd., I Gusti Nyoman Yudi Hartawan, M,Sc., dan Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana, S.Kom., M.Pd.,mengambil langkah nyata, turun langsung ke masyarakat untuk berbagi strategi meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ketua Tim Pelaksana, Putu Pasek Suryawan, M.Pd, Minggu (11/8) kemarin menjelaskan program pengabdian kepada masyarakat itu menyasar SD 1 sampai 4 di Desa Candikuning yang tergabung dalam Gugus VI Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Di awal, dilakukan analisis situasi secara mendalam. Pihaknya menemukan berbagai fakta tentang pembelajaran matematika. Yakni, penguasaan materi oleh guru yang masih lemah sehingga cenderung membelajarkan matematika dengan metode ceramah. Terdapat pula phobia di kalangan siswa. Matematika dianggap matematika sebagai pelajaran yang sulit, membosankan bahkan menakutkan sehingga berdampak pada hasil belajar yang belum optimal. Minimnya jumlah alat peraga, menurut akademisi muda ini juga masih jadi persoalan, termasuk pada keterampilan guru dalam mendesain pembelajaran masih lemah. “Analisis situasi ini kami lakukan setahun lalu, saat pengajuan proposal kegiatan untuk dapat dana dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyatakat (DRPM) Kemenristekdikti,” jelasnya.
Beranjak dari sejumlah persoalan itu, tim bersama sekolah sepakat mengambil solusi melalui kegiatan Program Kemitraan Masyarakat yang berupa “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika SD melalui Penguatan Kompetensi Guru, Math Corner, dan Lesson Study”. Serangkaian kegiatan dilaksanakan sejak Juni 2019 dan masih berlangsung hingga Oktober mendatang. Kompetensi guru dalam pembelajaran matematika dikuatkan melalui pemantapan materi ajar dan strategi pembelajarannya. Terdapat pula perandangan dan pembuatan media/alat peraga pembelajaran maupun math corner sebagai sebuah lab matematika mini yang berada di ruang kelas. “Kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran matematika yang menekankan aktivitas matematika (Hands On – Mind On) juga ditingkatkan, dan membiasakan siswa melakukan eksplorasi matematika secara mandiri di math corner. Ini kami berikan melalui pendampingan,” kata Suryawan.
Ketua Gugus VI Kecamatan Baturiti, I Wayan Simpen, S.Pd., merespon positif program pengabdian masyarakat tersebut yang merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ia yang juga sebagai Kepala SDN 1 Candikuning menilai dengan pola pembelajaran yang ideal, akan mampu melahirkan peserta didik yang semakin berkualitas dan berdaya saing. “Kami berharap program seperti ini bisa berkelanjutan,” ucapnya. (hms)