Singaraja- Dalam Era 4.0 saat ini, generasi muda dituntut untuk memiliki soft skill di samping hard skill. Hal ini dikarenakan di era disrupsi yang serba tidak menentu akan menyebabkan seseorang dengan kemampuan beradaptasi yang akan bertahan, sedangkan mereka yang tidak bisa beradaptasi akan mudah tersingkir. Hal tersebut sangat disadari oleh Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), sehingga memilih soft skill dan kepemimpinan sebagai salah satu materi yang diberikan kepada mahasiswa baru dalam Pengenalan Kehidupan Kampus tahun 2021. Materi tersebut disampaikan oleh akademisi Undiksha, Dr. I Ketut Sudiana, M.Kes., Sabtu (14/8/2021).
Dosen Fakultas MIPA ini menjelaskan soft skill dan kepemimpinan era milenial perlu dipahami dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Berkaitan dengan itu, Ganesha Muda Undiksha yang menyatakan “siap” menjadi mahasiswa harus tercermin dalam hal fisik, mental dan intelektual. Manusia yang sudah dewasa dalam hal ini mahasiswa harus berorientasi pada tugas, tujuan yang jelas, serta memiliki kebiasaan kerja yang efisien. Selain itu mahasiswa baru harus memiliki tujuan yang jelas ketika memilih untuk kuliah di Undiksha dan bertanggung jawab atas pilihannya. Hal tersebut dapat dilihat dari cara mahasiswa dalam mengikuti PKKMB. “Mahasiswa itu harus berorientasi pada tugas, tujuan yang jelas, kebiasaan kerja yang efisien. Harus memiliki tujuan jelas mengapa kuliah, bertanggung jawab atas perilaku dan usaha pribadi. Jika maba bertanggung jawab, maka mereka mengikuti PKKMB dengan siap. Tidak rebahan,” ungkapnya.
Mahasiswa baru yang saat ini berada pada golden age (usia emas) harus bisa terlihat dari sikapnya karena akan menjadi pemimpin di masa depan. Oleh karena itu soft skill sangat diperlukan untuk menjadikan hidup lebih mudah, lebih damai, lebih indah, bahkan bisa mengantarkan pada kesuksesan. “Pelatihan soft skill dan kepemimpinan dalam PKKMB ini dimaksud untuk memberikan bekal kepada mahasiswa baru agar dapat meraih kesuksesan dimasa depan,” ujar Dosen kelahiran Gianyar ini.
Mantan Ketua Pokja Pengembangan soft skill Undiksha ini melanjutkan salah satu atribut soft skill itu ialah kepemimpinan. Dalam perguruan tinggi, mahasiswa diharapkan bisa mencari sendiri soft skill dalam dirinya. “Karena mahasiswa baru adalah mahasiswa dewasa yang sudah bisa bertanggung jawab yang bisa memilih dan memilah mana baik dan buruk. Oleh karena itu porsinya kecil ketika di perguruan tinggi, beda dengan di SD,” sambungnya.
Mahasiswa di perguruan tinggi bisa mengembangkan soft skill melalui intrakurikuler, yaitu melalui pembelajaran inovatif dan melalui ekstrakurikuler salah satu contohnya adalah ormawa. Akademisi kelahiran 23 Oktober ini juga mengungkapkan jika setiap orang adalah pemimpin, setidaknya bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu untuk menjadi dewasa, mahasiswa baru diajak jangan pernah untuk berhenti belajar serta harus berani berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman agar tidak tertinggal, karena generasi milenial saat ini adalah calon penerus bangsa dan calon pemimpin masa depan. (hms)