Singaraja- Mahasiswa Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial (FHIS) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memberikan perhatian terhadap pengembangan sektor pertanian pada Kelompok Tani Ternak (KTT) Manik Tirta di Desa Pengejaran, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali. Pengembangan tersebut dilakukan melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pelaksanaan program ditunjukkan langsung oleh mahasiswa yang tergabung dalam tim dengan terjun langsung ke lapangan, Jumat (9/10/2020). Dengan bergotong royong, mereka mengangkut potongan-potongan besi dan pipa yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan kolam bioflok. Kegiatan ini bersinergi langsung dengan anggota kelompok, termasuk dalam pengerjaan bagian lain. Semangat gotong-royong ini sekaligus menjadi salah satu roh dari Pancasila dan menjadi ciri khas dari karakter bangsa Indonesia.
Ketua tim PHP2D, Luh Ayu Martasari menjelaskan misi utama program ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat melalui penerapan sistem pertanian terpadu pada kelompok tani. “Selama ini aktivitas pertanian, peternakan dan perikanan yang dilakukan oleh masyarakat masih dilakukan secara parsial sehingga belum mampu memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Disampaikan lebih lanjut, melalui sistem pertanian terpadu diharapkan mampu menciptakan sebuah ekosistem dengan memadukan pertanian, peternakan dan perikanan akan dapat menekan biaya produksi petani yang selama ini sangat tinggi. Selain itu juga dapat memanfaatkan limbah-limbah pertanian, peternakan dan perikanan yang sebelumnya langsung terbuang. Dalam rangka untuk merealisasikan tujuannya program, tim juga menggandeng beberapa LSM, tenaga profesional dan mendapatkan dukungan dari BEM serta dosen Universitas Pendidikan Ganesha. “Kegiatan pengabdian ini sudah berjalan mulai dari tanggal 19 September 2020 dan direncanakan akan selesai pada akhir Nopember mendatang,” terangnya.
Dosen pembimbing, I Wayan Pardi, S.Pd., M.Pd., mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu aksi nyata mahasiswa dalam mentransfer teknik pertanian modern. Sistem pertanian terpadu menekankan pada metode daur ulang dengan memanfaatkan tanaman dan hewan bahkan limbah sebagai mitra untuk menciptakan suatu ekosistem yang menyerupai cara alam bekerja. “Dengan sistem ini, petani nantinya akan memperoleh sumber-sumber panen/pendapatan yang lebih beragam mulai dari tanaman labu siam, lele, sayuran hidroponik, penjualan sapi/ayam, jeruk, cabai, pupuk, dan biogas serta yang terpenting tidak akan ada limbah pertanian, peternakan dan perikanan yang akan terbuang sia-sia,” jelasnya.
Pada program ini, mahasiswa mengembangkan beberapa inovasi diantaranya pembanguan reaktor biogas untuk memanfaatkan kotoran ternak sapi yang selama ini masih belum diolah secara maksimal, pembuatan kolam ikan dengan model bioflok, pembuatan instalasi hidroponik untuk menghasilkan sayuran organik, budidaya labu siam, dan pelatihan pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik serta program-program inovatif lainnya.
Ketua KTT Manik Tirta Desa Pengejaran, I Nyomna Sukanadi merespon positif pelaksanaan program ini. “Kedepan mudah-mudahan semakin banyak lagi mahasiswa yang terjun ke lapangan seperti ini untuk membantu petani, sehingga mahasiswa dapat menjadi pelita untuk menerangi petani yang masih gagap terhadap teknologi,” ucapnya. (rls/hms)