Tabanan– Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) senantiasa mendukung ide-ide dalam bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) para dosen, lebih-lebih ide itu sangat strategis. Sebagaimana sebuah proposal PkM yang diketuai oleh Ida Ayu Made Darmayanti, S.Pd., M.Pd. Berangkat dari sebuah realitas gerakan literasi sekolah yang cenderung kurang melibatkan siswa, ia bersama timnya memberikan pelatihan Instruktur Literasi bagi Pengurus OSIS di SMPN 1 Pupuan, Kabupaten Tabanan, Sabtu, (8/5/ 2021).
Pelaksanaan kegiatan kreatif ini tidak hanya digawangi oleh dosen tetapi juga ada pegawai, mahasiswa, dan bahkan dua guru, yang masing-masing dari SMPN 1 Pupuan, Dra. Ni Nyoman Muliati dan SMPN 4 Pupuan, Drs. I Made Kerta Yasa. Hal ini membuka peluang bagi dosen untuk berkolaborasi dalam PkM sehingga guru mendapat pengalaman mengelola sebuah PkM dan dapat menghasilkan karya tulis. Demikian pula kalangan dosen, bisa lebih mudah melakukan kerja sama PkM karena guru-guru di lapangan dapat menyumbang pengetahuan-pengetahuan empiris, termasuk berbagai persoalannya.
Kegiatan ini menghadirkan Dr. I Wayan Artika, S.Pd., M.Hum sebagai narasumber. Pengalamannya dalam bidang gerakan literasi nasional sudah tidak diragukan lagi. Lewat gerakan literasi akar rumputnya, dosen di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha ini semakin jelas dapat memetakan persoalan literasi bangsa.
Melalui kegiatan tersebut terungkap bahwa siswa masih jauh dari kebiasaan literasi. Dukungan guru dan keluarga masih sangat dibutuhkan. Demikian pula dukungan pihak lain, seperti gerakan literasi komunitas dan perguruan tinggi. Melakukan kegiatan sekali berupa ceramah memang tidak memadai, tetapi akan menjadi batu pijakan bagi perkembangan literasi di SMPN 1 Pupuan.
Tantangan gerakan literasi di sekolah-sekolah semakin berat mengingat keseharian siswa yang semakin jauh dengan buku. Era internet dan kehidupan digital memang membuka banyak peluang dan variasi yang beragam dari mode teks yang tersedia. Buku tampaknya semakin tersisih oleh berbagai konten di media sosial. Memang telah lahir berbagai rumusan literasi digital namun tetap saja kesadaran literasi adalah dasar sikap hidup literat. Hal ini yang belum ada.
Di tengah kondisi siswa yang jauh dari konten-konten literasi yang kuat, maka sangat sulit memfilter berbagai konten dan moda dalam dunia digital. PkM ini mencatat rekomendasi yang sangat penting bagi OSIS di kedua sekolah, bahwa kegiatan literasi untuk mendukung gerakan literasi sekolah dapat dilakukan oleh OSIS dengan langkah pertama adalah merumuskan program kerja dalam bidang literasi. Setelah PkM ini selesai, tim masih dibutuhkan untuk membuka berbagai peluang kerjasama dan bantuan untuk membantu pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang ditangani pula oleh OSIS. Pelatihan ini dilaksanakan di area terbuka agar peserta dapat menjaga jarak sebagai salah satu protokol pencegahan Covid-19. (rls)