Singaraja- Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahun 2022 yang dilaksanakan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (FBS-Undiksha), Jumat (5/2/2021) tidak hanya diisi paparan materi tentang arah dan kebijakan universitas. Ada juga paparan materi dari praktisi Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, dengan tema “Optimalisasi Kampus Merdeka untuk Mempersiapkan SDM Unggul Menghadapi Tantangan Digital”.
Alumni Undiksha ini menilai kebijakan kampus merdeka menjadi salah satu upaya untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi perguruan tinggi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Kebijakan ini juga memberikan dampak positif bagi mahasiswa yang menjadi bagian penting dari universitas. “Kebijakan kampus merdeka, seseorang atau mahasiswa itu dapat belajar sesuatu yang dia suka di luar kuliah. Kalau di dunia kerja, kan tidak mungkin kita belajar satu hal saja. Pasti akan mengintegrasikan pengetahuan yang dimiliki dengan bidang yang lain,” katanya.
Ia pun sepakat kebijakan nasional itu sebagai strategi untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul. Dalam implementasinya, perlu diimbangi penguasaan teknologi berbasis platform di era digital. Hal ini menurutnya perlu terus dibangkitkan, sehingga warga kampus semakin siap menghadapi persaingan. “Tentunya di era digital ini, kita dituntut untuk belajar sesuatu dimana saja, dan kapan saja,” ucapnya.
Pria yang juga dosen ini lebih lanjut menyebutkan implementasi kebijakan kampus merdeka perlu didukung dengan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan stake holders terkait, salah satunya dunia usaha dan dunia industri. Dalam paparannya, ia memberikan materi tentang penerbitan. Dunia usaha ini memerlukan adanya kolaborasi dengan berbagai bidang keahlian. Disini perguruan tinggi dapat berperan bersama civitas akademikanya. “Disini kampus merdeka dapat teraplikasikan,” ungkapnya.
Ditambahkan, hal lain yang sangat mendukung dunia penerbitan di era digital sejalan dengan kampus merdeka adalah kemampuan menuangkan ide secara tertulis, kemampuan menilai diri sendiri, kemampuan berwirausaha dan kemampuan menjual. “Skill ini yang dibutuhkan penerbit saat ini,” pungkasnya. (hms)