Singaraja- Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (FBS- Undiksha) menyusun rencana kegiatan dan anggaran tahun 2022, Jumat (5/2/2021). Acara yang berlangsung di Ruang Nitisastra FBS ini diikuti Ketua Jurusan dan Koordinator Program Studi.
Dekan FBS, Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan dalam dalam Rapat Koordinasi Pengembangan dan Program (Rakorbang), pada tahun 2022, Undiksha dicanangkan sebagai International Reputable University in Education and Leadership (IRUEL), sebagai bagian dari upaya percepatan mewujudkan visi Undiksha menjadi universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045. Ditegaskan, FBS sebagai salah fakultas yang telah berdiri sejak lama berkomtimen mendukung itu, dengan mempersiapkan program yang relevan. “Itu (program IRUEL, red) yang rujukan utama kita,” katanya. Program lain yang menjadi bagian integral untuk mewujudkan Undiksha sebagai IRUEL, seperti klasterisasi juga masuk sebagai perhatian. Demikian juga program lain yang berkaitan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi.
Wakil Rektor Undiksha Bidang Perencanaan, Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia (PAK-SDM), Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd., menjadi salah satu narasumber pada acara ini. Pada kesempatan itu, ia memaparkan untuk mewujudkan Undiksha sebagai IRUEL, sedikitnya ada enam aspek yang perlu diperkuat, yaitu akselerasi menuju peringkat Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS-WUR), penelitian kolaboratif dan publikasi, penguatan core pendidikan dan kepemimpinan, jumlah dosen dan mahasiswa asing, keterserapan lulusan dan entrepreneurship mahasiswa serta akselerasi capaian kontrak kinerja dan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). “Program-program ini yang mesti diperhatikan fakultas dalam merancang program berkaitan dengan IRUEL,” tegasnya.
Tetap berkaitan dengan IRUEL, FBS juga didorong untuk mewujudkan program studi berstandar internasional dan memaksimalkan pengelolaan program studi yang potensial untuk penerimaan mahasiswa asing, seperti Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Prodi Pendidikan Bahasa Bali. Selain itu juga perlu ada pengembangan kerjasama program studi dengan mitra kelas dunia, melibatkan para praktisi di dalam kampus, serta menggenjot hasil kerja dosen, salah satunya melalui riset agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maupun industri. Sejumlah hal itu masuk sebagai landasan transformasi pendidikan tinggi. “Hal-hal ini sangat mendukung pengembangan fakultas dan universitas,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, akademisi asal Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini secara khusus menyampaikan tentang alokasi anggaran untuk pelaksanaan program, baik bidang akademik, bidang perencanaan maupun bidang kemahasiswaan. Hal tersebut diminta harus proporsional. “Alokasi anggaran mesti dirancang dengan baik, sehingga benar-benar mendukung pelaksanaan program,” pungkasnya. (hms)