Penerimaan mahasiswa baru melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 harus dahului ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Di Bali, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja siap menjadi penyelenggara ujian tersebut, disamping Universitas Udayana.
Wakil Rektor I Undiksha, Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si, Senin (28/1/2019) menjelaskan sesuai informasi terbaru dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), pendaftaran ujian tersebut dimulai dari 1 Maret sampai 1 April 2019 secara online, melalui laman https://pendaftaran-utbk.sbmptn.ac.id menggunakan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) untuk mendapatkan username dan password. Setelah itu, peserta dianjurkan memilih hari, tanggal, sesi dan lokasi pusat UTBK PTN untuk mendapatkan slip pembayaran yang dilakukan di bank mitra, kecuali bagi pendaftar bidang Bidikmisi. Pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 1 X 24 jam. Selain itu, sebelum ujian, peserta perlu login kembali ke laman https://pendaftaran-utbk.sbmptn.ac.id untuk mengisi data dan mencetak kartu.
Mekanisme pendaftaran, sambungnya peserta hanya diperbolehkan mengikuti ujian maksimal dua kali, dengan ketentuan ujian kelompok Saintek satu kali, atau kelompok Saintek dua kali atau kelompok Soshum dua kali. Peserta yang ingin mengikuti tes satu kali dapat mendaftar pada gelombang pertama pada 1 sampai 24 Maret atau gelombang kedua pada 25 maret sampai 1 April. “Waktu pelaksanaan tes untuk peserta pendaftar gelombang pertama tanggal 13 April sampai 4 Mei, dan untuk gelombang kedua dari 11 Mei sampai 26 Mei. Untuk yang mengikuti tes dua kali harus harus mendaftar di gelombang pertama dan kedua,” jelasnya.
Pelaksanaan ujiannya terbagi dua sesi, pagi dan siang pada Sabtu dan Minggu. Metodenya, yakni tes potensi skolastik (TPS) untuk mengukur kemampuan kognitif yaitu kemampuan penalaran dan pemahaman umum yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi dan berkembang melalui proses belajar mengajar dan transfer dari pengalaman-pengalaman di dalam maupun luar sekolah. Ada pula Tes Kompetensi Akademik untuk mengukur pengetahuan / penguasaan materi yang diajarkan di sekolah dan diperlukan untuk berhasil di pendidikan tinggi dengan soal-soal yang mengukur Higher Order Thingking Skill (HOTS). Pengumuman hasil dijadwalkan sepuluh hari setelah pelaksanaan ujian. “Untuk tes memang bisa diikuti sekali. Tetapi kami mengimbau untuk bisa ikut dua kali. Supaya ada pilihan nilai yang digunakan untuk SBMPTN. Kami berharap calon peserta bisa menentukan sejak dini dan dipersiapkan dengan baik. Untuk biaya ujian Rp 200 ribu untuk sekali ikut. Kalau untuk calon peserta Bidikmisi yang dinyatakan lolos persyaratan tidak membayar,” sebut Arnyana.
Ujian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk siswa SMA/SMK yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi. Sekolah pun diharapkan turut menginformasikan. “Kami berharap informasi ini diketahui siswa kelas XII,” sebutnya. Biaya ujian tersebut ditanggung peserta. Terkait fasilitas mendukung ujian tersebut, Undiksha sudah sangat siap. “Kami sangat siap dalam penerimaan mahasiswa baru ini,” ungkapnya. Ditegaskan pula, hasil ujian ini tak hanya digunakan untuk pendaftaran SBMPTN. Namun juga dapat untuk mendukung seleksi jalur mandiri maupun mengasah kemampuan diri. “Dari kementerian menyampaikan hasil ini dapat digunakan dalam jalur mandiri. Artinya bisa dipakai atau tidak. Undiksha belum membahas itu. Tetapi sepertinya akan memakai,” imbuhnya. Sementara itu, khusus untuk pendaftaran SBMPTN berlangsung dari 10 sampai 24 Juni 2019. (hms)