Singaraja- Suksesi Pemilihan Raya (Pemira) Presiden dan Wakil Presiden Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) periode 2025-2026 masih berlanjut. Selasa (25/3/2025), digelar debat calon oleh Komisi Pemilihan Mahasiswa. Debat yang berlangsung di Auditorium Undiksha ini mengusung tema “Kepemimpinan Inovatif dan Responsif dalam Mewujudkan Pemerintahan Mahasiswa yang Berdaya Guna”.
Pemira kali ini diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu Gusti Ngurah Oka Tirtayadnya – I Kadek Agus Yudi Luliana dan I Wayan Reka Ningcaya Bawa – I Putu Surya Rama Sanjaya. Terhadap tema debat yang diusung, kedua pasangan calon ini sama-sama menjadikan “Kolaborasi dan Harmoni” sebagai ujung tombak untuk mewujudkanya. Melalui ruang ini, keduanya juga sekaligus menyampaikan program unggulan dan menyatakan komitmennya untuk membawa organisasi mahasiswa ke arah yang lebih baik dan siap mendukung kemajuan universitas.

Ketua KPM REMA Undiksha 2025, Putu Ayu Budiasih debat ini adalah salah satu tahapan dari Pemira sebagai ruang untuk mensosialisasikan visi misi para calon dan program yang dirancang sehingga dapat memberikan gambaran bagi calon pemilih dalam menyalurkan hak suaranya yang berlangsung pada 8 – 10 April 2025. “Kami mengajak seluruh mahasiswa untuk menggunakan hak pilih dengan bijak dalam Pemira,” katanya.
Melalui kesempatan ini, ia juga menegaskan pentingnya Pemira sebagai momentum demokrasi kampus yang tidak hanya sekadar agenda tahunan, tetapi juga sebagai sarana untuk menentukan pemimpin yang akan membawa perubahan positif.
Debat ini dibuka oleh Wakil Rektor Undiksha Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat, Prof. Dr. I Ketut Sudiana, M.Kes. Ia menyampaikan suksesi adalah proses menuju kesuksesan. “Kesempatan untuk belajar dalam ajang seperti ini merupakan bagian dari persiapan untuk promosi kehidupan, termasuk dalam dunia karier,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan dalam Pemira ini, para pasangan calon mengambil dua posisi, yakni berkontestasi dan berkompetisi. “Pada kesempatan ini, saya menekankan kontestasinya, bukan kompetisinya. Saya mengapresiasi KPM Rema yang telah mengadakan acara debat bagi pasangan calon ini,” lanjutnya.

Ia juga menyoroti bahwa visi dan misi pasangan calon harus selaras dengan visi dan misi Undiksha sebagai institusi pendidikan. Debat, menurutnya, adalah ajang yang menuntut keterampilan berpikir cepat dan berbicara secara bersamaan. “Debat memiliki ciri khas, yaitu berpikir bersamaan dengan berbicara. Ini adalah keterampilan penting yang harus terus diasah oleh mahasiswa,” tambahnya.
Di sisi lain, wakil Rektor asal Kabupaten Gianyar ini juga menegaskan bahwa lingkungan akademik Undiksha dihuni oleh orang-orang terdidik, sehingga civitas akademika, terutama dosen dan mahasiswa, harus berperan aktif dalam proses pembangunan organisasi kemahasiswaan. Ia berharap proses demokrasi di Undiksha dapat berjalan secara ideal, mencakup demokrasi prosedural dan demokrasi substansial. “Secara prosedural, proses demokrasi di Undiksha sudah berjalan dengan baik. Secara substansial, kita bisa melihat bagaimana debat calon presiden dan wakil presiden mahasiswa ini berlangsung. Saya berharap ke depan, forum ini bisa dihadiri lebih banyak orang sebagai wadah pembelajaran politik mahasiswa,” pungkasnya. (hms)