Singaraja- Pandemi Covid-19 telah menjadi katalis transformasi pembelajaran ke arah pembelajaran dalam jaringan (daring). Di tengah kondisi demikian, pembentukan karakter peserta didik harus tetap dipertahankan, khususnya pada jenjang sekolah dasar. Dibalik hal tersebut, masih banyak guru yang kesulitan untuk mengintegrasikan muatan pendidikan karakter dalam pembelajaran daring. Persoalan ini disikapi akademisi Undiksha melalui pelatihan yang menjadi bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).
Pelatihan tersebut dilaksanakan, Senin (10/5/2021) secara virtual dengan peserta guru SDN 1 Baktiseraga, Kabupaten Buleleng. Narasumbernya terdiri atas, Prof. Dr I Nengah Martha, M.Pd., yang membawakan materi “Strategi Penguatan Pendidikan Karakter” dan Dr. I Putu Mas Dewantara, S.Pd., M.Pd., dengan materi “Pembelajaran Daring Bermuatan Pendidikan Karakter”.
Disela kegiatan, Mas Dewantara yang juga sebagai ketua tim menjelaskan pendidikan karakter harus diberikan kepada siswa dalam rangka untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia berkualitas dan mampu menjadi generasi penerus bangsa yang siap bersaing dan berkontribusi dalam pembangunan. “Apapun yang terjadi, pendidikan karakter harus terus berjalan. Pendidikan karakter di masa pandemi harus diterjadikan,” tegasnya.
Nilai-nilai dalam pendidikan karakter terdiri atas sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkunga, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai ini harus ditanamkan sejak dini pada peserta didik, khususnya pada jenjang sekolah dasar. “Akan tetapi, masih ada guru-guru yang merasa belum mampu menguasai teknologi secara maksimal dan kesulitan dalam pendidikan karakter selama pandemi,” jelasnya.
Disampaikan lebih lanjut, perlu kreatifitas dari para guru agar bisa mengintergrasikan pembentukan karakter dengan pembelajaran daring. Strategi yang ditawarkan oleh tim adalah dengan melakukan insersi pada materi melalui teks cerita, media, video, dan sebagainya. “Materi-materi berbasis digital ini bisa diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar pada setiap mata pelajaran. Pada intinya, dalam situasi seperti ini, guru dituntut kreatif,” kata akademisi asal Kabupaten Jembrana ini.
Guna mengoptimalkan strategi ini, menurutnya perlu didukung dengan peningkatan fasilitas pembelajaran, akses internet, dan sebagainya baik dari sisi pendidik maupun peserta didik. Selain itu juga kesiapan psikologis pendidik dalam menerapkan pembelajaran secara daring. Tidak kalah penting lagi adalah perlunya kolaborasi antara sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat dalam pendidikan karakter selama masa pandemi. “Tri pusat pendidikan ini harus bekerja sama untuk mencapai tujuan Generasi Emas Indonesia 2045,” pungkasnya.
Kepala SDN 1 Baktiseraga, Putu Ada, S.Pd.,M.Pd., mengapresiasi adanya pelatihan ini dan diharapkan materi yang disampaikan dapat meningkatkan pemahaman para guru yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah. Ia juga sepakat bahwa pendidikan karakter harus tetap dipertahankan meskipun pembelajaran berlangsung melalui ruang maya. (hms)