Singaraja- Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan langkah Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) untuk melakukan seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilrmapres) tahun 2020. Di tengah penerapan social distancing, tahapan seleksi mulai dari pendaftaran hingga presentasi karya tulis ilmiah peserta dilangsungkan melalui dalam jaringan (Daring). “Seleksi Pilmapres untuk tingkat universitas sudah berjalan,” jelas Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd.,Selasa (19/5/2020).
Sebelum berlanjut ke tingkat universitas, seleksi diawali dari tingkat fakultas mulai 9 Maret sampai 4 Mei 2020. Mahasiswa terbaik didaftarkan ke tingkat universitas pada 4 Mei. Ajang bergengsi ini diikuti 12 mahasiswa, terdiri dari 8 orang program sarjana dan 4 orang diploma. Mahasiswa terbaik itu mengikuti seleksi tingkat universitas dengan Ketua Panitia, Dr. Ketut Sudiana, M.Kes dari 5 sampai 18 Mei. Hasilnya, peringkat pertama untuk program sarjana diraih Dewa Gede Anom Artha Tanaya dari Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Peringkat pertama jenjang diploma diraih Putu Hady Suryanatha dari Prodi D-3 Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni. “Seleksi ini melibatkan juri khusus dari Undiksha. Kami sangat mengpresiasi karena sudah turut ambil bagian di program ini. Begitu juga dengan panitia. engumuman juara tingkat universitas pada 18 Mei, dan selanjutnya yang terbaik didaftarkan ke tingkat nasional. Kita akan bina lagi, sehingga benar-benar siap untuk bersaing,” kata Suastra.
Pilmapres ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada mahasiswa terbaik perguruan tinggi yang siap menjadi agent of change untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Oleh sebab itu, seleksi dilakukan secara ketat dengan penilaian berbagai aspek. Yaitu, Indeks prestasi kumulatif (IPK). Di Undiksha, IPK pendaftar terendah 3,5. Sesuai dengan nama kompetisi, peserta juga harus memiliki prestasi dalam ajang kompetisi, baik tingkat nasional maupun internasional. Selain itu juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan. “Prestasi ini memiliki point yang berbeda. Ini yang diunggulkan,” sebut Suastra.
Di tengah persaingan global, kemampuan berbahasa Inggris tidak bisa dilepaskan dari ajang ini. Bahasa internasional itu dipakai dalam dalam presentasi karya tulis ilmiah. “Disini kemampuan public speaking mahasiswa akan diuji,” terangnya. Berikutnya, karya tulis ilmiah. Mahasiswa dapat mengangkat topik-topik yang berhubungan dengan permasalahan di Indonesia. Tidak kalah penting, peserta harus memiliki karakter yang baik. “Karakter ini menyangkut sikap. Ini juga masuk dalam penilaian,” pungkas Suastra. (hms)