Singaraja– Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng menjadi salah satu sentra produksi loloh kunyit. Usaha rumah tangga ini digeluti sejumlah warga, termasuk ada dari tunawicara. Berjalan selama bertahun-tahun, produksinya masih dijerat beberapa persoalan, seperti permodalan dan pemasaran. Hal tersebut menjadi perhatian tim Program Pengabdian Masyarakat (P2M) Undiksha untuk dicarikan solusi.
Tim tersebut diketuai, Dra. Ni Wayan Arini, M.Pd dari Prodi PGSD Undiksha, dengan anggota Dr. Dewa Bagus Sanjaya, M.Si dari Prodi PPKn Undiksha, Drs. Dewa Nyoman Sudan, M.Si dari PGSD Undiksha dan Ns. Putu Agus Ariana, S.Kep.,M.Si serta Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep, M.Si dari STIKES Buleleng.
Wayan Arini menjelaskan pada program tersebut, tim melakukan pembinaan produksi loloh kunyit bagi kelompok perempuan sekitar 30 orang yang berlangsung kurang lebih selama dua bulan. Produksinya diarahkan untuk lebih higienis. Sementara untuk pemasarannya berbasis digital, sehingga mampu menjangkau masyarakat luas. “Sekarang pemasarannya masih tradisional. Ini yang disikapi. Kemasan produk juga dibuat lebih menarik,” jelasnya, Kamis (3/10/2019).
Loloh kunyit memiliki dampat baik terhadap kesehatan, seperti meredakan nyeri haid, antioksidan, menurunkan berat badan, mengendalikan gula darah lainnya. Oleh sebab itu, produksinya diyakini mempunyai propek yang prospektif. “Berdasarkan informasi dari beberapa warga desa yang telah menikmati menyatakan bahwa loloh kunyit Bengkala mempunyai ciri khas bila dibandingkan dengan loloh kunyit produk lainnya,” katanya.
Disampaikan lebih lanjut, usaha rumah tangga ini juga telah didukung dengan bahan baku yang memadai. Sesuai data, dari luas lahan pertanian yang ada, sekitar 80 persen berisikan tanaman kunyit dengan produksitivitas per tahunnya kisaran 20 sampai 40 ton. “Dengan keterampilan masyarakat yang semakin meningkat, kami berharap produksi loloh bisa semakin banyak,” ucap Arini.
Terobosan yang dilakukan itu diharapkan bisa memberikan dampak positif untuk masyarakat. Dari sisi penghasilan bisa meningkat, sehingga kesejahteraannya semakin baik. “Produk ini sebagai salah satu usaha kecil diharapkan mampu bertahan dalam situasi krisis walaupun mempunyai peranan yang kecil dalam perekonomian daerah dan nasional,” katanya.
Pelaksanaan program ini mendapat dukungan dari pemerintah desa karena dapat membantu penghasilan masyarakat khususnya warga desa yang perempuan termasuk warga tunawicara. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya pengadaan fasilitas untuk mendukung produksi. “Kami juga mengapresiasi karena penerimaan masyarakat terhadap program ini sangat baik. Termasuk juga tim pelaksana pengabdian masyarakat Undiksha. Komitmen masyarakat desa khususnya dalam pembuatan loloh kunyit ini akan menjadi salah satu modal dan kekuatan masyarakat desa Bengkala,” imbuhnya. (rls/hms)