Singaraja- Penanganan sampah rumah tangga khususnya di Kabupaten Buleleng terus digencarkan oleh pemerintah daerah. Langkah tersebut sebagai upaya untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan. Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) turut memberikan dukungan yang diwujudkan melalui Program Pengabdian Masyarakat. Program yang digulirkan berupa pendampingan dan pelatihan pengolahan limbah organik berbasis eco enzyme untuk guru Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Buleleng. Kegiatan ini berlangsung di Wantilan Parhyangan Kampus Undiksha, Rabu (8/12/2021).
Kegiatan tersebut dibuka Koordinator Prodi S-3 Ilmu Pendidikan Pascasarjana Undiksha, Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A. Ia menyampaikan perguruan tinggi tidak hanya bergelut dalam bidang pendidikan dan pengajaran maupun penelitian. Lebih dari itu juga harus mampu berkontribusi dalam memecahkan persoalan di masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Ketiga hal tersebut terbingkai dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan pelatihan ini adalah salah satu wujud nyata yang digulirkan oleh Prodi S-3 Ilmu Pendidikan yang berangkat dari keprihatinan terhadap belum maksimalnya pengelolaan sampah berbasis sumber. “Tentu kami di perguruan tinggi turut berperan memberikan solusi agar pengelolaan sampah, khususnya di rumah tangga semakin baik,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia, I Gede Suwiwa, S.Pd.,M.Pd., menjelaskan upaya yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng dalam penanganan sampah masih belum maksimal, salah satunya akibat kurangnya dukungan dari masyarakat. “Oleh karena itu sangat perlu memberikan pengetahuan kepada setiap keluarga bagaimana mengolah sampah yang dihasilkan menjadi produk yang berguna untuk keluarganya sendiri. Salah satu teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah organik berbasis sumber adalah eco enzyme,” katanya.
Disampaikan lebih lanjut, guru adalah salah satu oknum yang sangat bisa diharapkan untuk membantu menangani masalah sampah ini. Guru dapat memberikan kesadaran kepada siswanya betapa pentingnya menjaga lingkungan dan bumi ini. “Lebih-lebih guru sekolah dasar yang memberikan dasar bagi semua ilmu pengetahuan. Pendidikan karakter akan sangat bagus bila diberikan sejak dini. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah organik yang ramah lingkungan seperti eco enzyme,” ujarnya.
Pria asal Kabupaten Bangli ini menyebutkan eco enzyme hasil dari permentasi sampah organik dapat digunakan sebagai disinfektan, sebagai cairan pembersih, dan sebagai pupuk tanaman. “Jadi manfaatnya tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk kebutuhan rumah tangga. Karena itu, kami berharap peserta pelatihan dapat mengaplikasikannya di rumah dan bisa memberikan edukasi ke siswa maupun masyarakat lain,”imbuhnya.
Pelatihan ini mendapat respon positif dari peserta. Salah satunya Nyoman Suarsini, guru SDN 3 Banjar Jawa. “Ini sangat bermanfaat sekali bagi kita, bagi teman-teman nanti bisa dia berbagi ilmu tentang eco enzim ini,” katanya. Produksi eco enzyme bukan menjadi hal baru baginya. Ia sudah menekuni satu tahun lebih dan telah merasakan manfaatnya. “Manfaat yang didapat dari eco enzyme, mulai dari ilmu pengetahuannya, kemudian dengan hasilnya ini untuk tanaman, obat luar, untuk membersihkan alat-alat rumah tangga juga bisa. Pengelolaan sampah jadi bisa berkurang ke TPA karena ini berbasis sumber,” tuturnya. Pada pelatihan ini, panitia menghadirkan dua narasumber, yaitu Ketut Witama dari Dinas Lingkungan Hidup Buleleng dan Ferry Tanaya dari Komunitas Eco Enzyme Buleleng. (hms)