Singaraja- Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan menjadi salah satu daerah di Bali penghasil beras merah. Bagi akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), beras tersebut tidak hanya baik untuk konsumsi, namun juga sekaligus sebagai pewarna alami untuk makanan. Hal ini dilirik menjadi Program Pengabdian kepada Masyarakat Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (P2M-PPPUD).
Tim pelaksana program ini terdiri dari Dr. Ni Nyoman Parwati, M. Pd., Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si., dan Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.,E.M.Si.,Ak. Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Somya Pertiwi, Banjar Wongaya Betan, Desa Mangesta, Jumat (31/7/2020). Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Undiksha, Prof. Dr. Gde Astra Wesnawa, M.Si., dalam sambutannya mengharapkan kegiatan ini dapat berjalan efektif dan mampu memberikan manfaat untuk masyarakat, baik dari sisi kualitas produk maupun pemasarannya. Selain itu, pihaknya juga mendorong semakin banyak program inovasi yang dilahirkan akademisi sehingga semakin meningkatkan daya saing universitas, baik tingkat nasional maupun internasional.
Sementara itu, Ketua Tim, Ni Nyoman Parwati menjelaskan pelatihan ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahaya menggunakan bahan-bahan pewarna makanan yang terbuat dari bahan kimia. “Jika zat-zat berbahaya itu terakumulasi dlm tubuh akan menimbulkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat untuk menggunakan pewarna makanan dari bahan alami. Salah satunya adalah berasal dari angkak (permentasi dari beras) untuk menghasilkan warna orange sampai warna merah,” jelasnya.
Disampaikan lebih lanjut, program P2M PPPUD ini sudah masuk tahun kedua, yang berlangsung dari Maret sampai Oktober 2020. Selain produksi makanan, tim ini juga memberikan edukasi terkait pemasaran dan juga memfasilitasi untuk mengusulkan merk dagang untuk beras organic yang merupakan produk unggulan Desa Mengesta. “Kami ingin bagaimana program ini dapat memberikan dampak lebih besar untuk masyarakat dalam pengelolaan potensi daerah, khususnya beras merah,” katanya. (rls/hms)