Singaraja- Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali berhasil menorehkan prestasi tingkat internasional. Mereka terdiri dari Made Suda Cakra Wibawa, Ketut Alit Wira Adi Kusuma, Hendry Juniartha, Tharissa Caraswathi Sugita, dan A.A.A Lie Lhianza Mahendra Putri. Tim ini berhasil menyabet perak dalam ajang International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Expotion (IPITEx) 2020 yang berlangsung di Thailand pada 2 sampai 6 Februari 2020 berkat produk olahan daun mangga menjadi obat SAR.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Suda Cakra Wibawa menjelaskan timnya membuat produk dalam bentuk gel yang mampu mengobati SAR (Stomatitis Apthous Reccurent) yang disebabkan Candida albicans dari daun mangga. Munculnya ide itu dilandasi dengan kearifan lokal masyarakat Bali yang tinggi serta memperhatikan dampak limbah bagi lingkungan. Guna mendapatkan hasil terbaik, dilakukan penelitian secara mendalam mengenai kandungan aktif dari daun mangga yang secara kimiawi sudah terbukti mampu menghambat pertumbuhan candida albicans melalui beberapa tes. “Kami melakukan penelitian sekitar lima bulan. Senyawa dari daun mangga dikemas menjadi bentuk gel agar praktis dan efisien digunakan masyarakat,” jelasnya.
Pendekatan secara sosioekonomi juga dilakukan untuk membuat produk mudah digunakan. Produk ini diharapkan dapat ditingkatkan dan dapat diterapkan secara nyata dengan melalui berbagai uji klinis. “Tentu kami menginginkan produk yang dibuat ini dapat memberikan manfaat untuk kesehatan masyarakat,” katanya.
Mendapatkan prestasi gemilang itu, tim yang terdiri dari mahasiswa semester II dan IV ini harus bersaing dengan tim dari 23 negara dengan ratusan inventions. “Untuk bisa ikut kompetisi ini, ada seleksi abstrak nasional, lalu setelah lolos masuk tahap administrasi dan selanjutnya ke internasional yang diisi dengan presentasi,” terangnya.
Ia menambahkan capaian ini juga tidak lepas dari dukungan penuh jajaran Rektorat dan dekanat FK Undiksha. “Semoga kedepan kami bisa memberikan prestasi lagi,” imbuhnya. Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd mengapresiasi prestasi tersebut sekaligus bangga karena FK yang baru berdiri tahun 2018 telah mampu melahirkan Sumber Daya Manusia yang kompetitif. “Ini capaian yang luar biasa. FK masih sangat muda, tetapi mahasiswanya sudah bisa tampil ditingkat internasional,” katanya.
Peluang kompetisi pada ajang yang lebih besar masih terbuka lebar. Oleh sebab itu, Rektor Jampel meminta mahasiswa untuk terus mengembangkan potensi diri, termasuk yang berasal dari luar FK. “Kami terus mendorong mahasiswa untuk berprestasi. Apalagi yang mendapat beasiswa,” tegasnya.
Sementara itu Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., menjelaskan prestasi ini tidak hanya penting untuk meningkatkan daya saing mahasiswa, tetapi juga universitas, baik tingkat nasional maupun internasional. “Klasterisasi perguruan tinggi tidak bisa dilepaskan dari prestasi mahasiswa. Tentu capaian ini kami apresiasi,” ucapnya. Disampaikan lebih lanjut, Undiksha sangat fokus terhadap peningkatan prestasi mahasiswa. Keikutsertaan dalam kompetisi dilakukan seleksi secara ketat. “Kompetisi ini disiapkan. Jadi Undiksha tidak sekadar mengirim. Kami ingin mendapatkan hasil maksimal,” imbuhnya. (hms)