Singaraja- Pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian masyarakat, khususnya menengah ke bawah terpuruk. Tidak sedikit masyarakat yang harus kehilangan pekerjaan yang berimbas pada sulitnya pemenuhan kebutuhan hidup. Kondisi ini salah satunya dialami warga tuna wicara atau krama kolok di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Realitas tersebut menjadi perhatian Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM-REMA) Undiksha. Upaya penanganan diambil organisasi kemahasiswaan ini dengan menyalurkan bantuan sembako, Minggu (15/8/2021).
Kegiatan sosial tersebut dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd. Sebanyak 42 paket sembako dibagikan kepada warga di Camp Kolok Kajanan, Bengkala. Sumber pendanaan bantuan ini langsung dari Undiksha. Di sela kegiatan, Prof. Suastra menyampaikan apresiasi terhadap gerakan yang dilakukan mahasiswa ini. “Kegiatan dari BEM Undiksha sangat luar biasa di tengah pandemi Covid-19. Masyarakat sangat membutuhkan uluran tangan dari mahasiswa dan ini sudah terealisasi dengan baik untuk semeton Bengkala. Sehingga ini sangat saya paresiasi,” ungkapnya.
Disampaikan lebih lanjut, kegiatan ini juga sejalan dengan falsafah Tri Hita Karana yang menjadi landasan untuk mewujudkan visi Undiksha menjadi universitas unggul di Asia pada tahun 2045. Salah satu yang ada dalam falsafah tersebut adalah pawongan, yaitu menjalin hubungan baik antarsesama. “Jadi ini salah satu bentuk realisasi kemanusiaan yang diwujudkan oleh mahasiswa yang tergabung dalam BEM-REMA,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, wakil rektor yang pernah menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Undiksha ini juga meminta mahasiswa untuk terus bergerak mengindetifikasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dan selanjutnya dicarikan solusi penanganan. Selain itu juga mengindetifikasi potensi-potensi yang layak untuk dikembangkan dan dibuatkan inovasi dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat. “Disini ada tenun khas yang dibuat oleh semeton kolok, pembuatan dupa, pembuatan makanan. Ini perlu inovasi dan juga dipasarkan nanti melalui jaringan internet, media sosial. Ini yang perlu dibantu kedepan. Jadi mahasiswa jangan hanya bisa mengkritisi, tetapi berbuatlah. Jadi uluran tangan, kepedulian harus ditumbuhkan dan dilaksanakan. Ini yang saya minta kepada mahasiswa,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Mahasiswa Republik Mahasiswa Undiksha, I Komang Widhi Adnyana menjelaskan pelaksanaan kegiatan ini tidak lepas dari ekonomi masyarakat yang menurun akibat pandemi. “Jadi kami dari mahasiswa berinisiatif untuk membantu masyarakat yang terdampak ekonomi. Seperti yang Bapak WR III bilang, kita sebagai mahasiswa tidak hanya bisa mengkritisi saja, tetapi juga bisa turun ke jalan untuk membantu masyarakat secara luas. Itulah yang menjadi latar belakang untuk kegiatan ini,” terangnya seraya memberikan apresiasi kepada universitas yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan ini.
Pengelola Camp Kolok Kajanan, Bengkala, I Ketut Kanta yang sekaligus mewakili warga memberikan apresiasi atas kepedulian yang ditunjukkan mahasiswa Undiksha. Menurutnya bantuan tersebut mampu meringankan beban warga yang banyak kehilangan pekerjaan akibat pandemi. “Tadi sudah disampaikan oleh salah satu perwakilan, Covid-19 ini sangat berdampak bagi ekonomi warga,” tuturnya. Pria yang cakap berbahasa isyarat ini menyebutkan sebelum pandemi, warga kolok sebagian besar bekerja serabutan. Beberapa juga ada yang menjadi perajin tenun, dupa, dan makanan untuk dipasarkan kepada wisatawan. (hms)