Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja terus meningkatkan kinerja sumberdaya manusia (SDM) di semua lini civitas akademika. Salah satu peningatan SDM itu dalam hal penguasaan berbahasa asing dan penguasaan Teknologi Informasi. Kerja keras ini dilakukan selain karena Undiksha mulai menggulirkan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan pertukaran mahasiswa ke luar negeri, namun juga mempersiapkan lulusan dan kemampuan para dosennya bersaing dalam era Mahasiswa Ekonomi Asean (MEA).
Untuk meningkatkan kemampuan menguasa bahasa asing itu, sebanyak 350 orang mahasiswa dari berbagai program studi (Prodi) dan dosen pada Senin (5/3) kemarin mengikuti Launching of Conversation Class Batch II and Speaking Class Batch I Partnership Between Universitas Pendidikan Ganesha and ICEE di Gedung Auditorium. Kegiatan ini dibuka Rektor Undiksha Dr. Nyoman Jampel, M.Pd.
Dr. Nyoman Jampel, M.Pd mengatakan, penguasaan bahasa asing dan TI baik mahasiswa dan dosen sekarang sudah menjadi tuntutan yang harus dikuasai. Apalagi, belakangan ini lembaga yang dipimpinnya ini melaksanakan beberapa program ke luar negeri. Dia mencontohkan, kegiatan itu seperti PKL dan pertukaran mahasiswa dengan beberapa negara asing. Agar program di luar negeri tersebut berjalan, maka tuntutannya adalah mahasiswa dan dosen meningkatkan penguasaan bahasa asing mereka dan TI.
“Sekarang mahasiswa tidak cukup menguasai kompetensi keahlianya saja, tapi perbendaharaan bahasa asing ini wajib ditingkatkan termasuk menguasai TI. Ini tidak untuk mendukung perkuliahan seperti PKL dan pertukaran mahasisswa saja, tapi juga untuk mempersiapkan diri menyongsong era MEA,” katanya.
Menurut Jampel, khusus untuk menyongsong era MEA, penguasaan bahasa asing dan TI perannya begitu sentral. Hal ini karena peluang bekerja bagi lulusan termasuk peluang calon dosen sendiri harus berkompetisi dengan lulusan atau calon dosen dari luar negeri. Untuk itu, kalau kondisi ini tidak ditangani dengan baik, bisa saja peluang tersebut “diborong” habis jebolan mahasiswa asing atau calon dosen asing.
“Kalau kualitas lulusan dan dosen kita di dalam negeri sudah tidak kalah, tapi persaingan dengan pengajar atau lulusan asing ini perlu diarsiapkan dengan penambahan penguasaan bahasa asing itu sendiri, sehingga kalau ini bisa dilakukan dengan baik, saya yakin di era MEA kita akan bisa bersaing,” jelasnya.
Sementara itu, ketua panitia Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A mengatakan, kegiatan ini akan berlangsung antara 12 hingga 16 kali pertemuan. Tutor yang dilibatkan semuanya berasal dari Amerika. Peserta akan dikelompokan berdasarkan tingkatan kemampuan berbahasa asing setiap peserta. Materi kegiatan diawali dengan pertemuan kelompok besar dan kemudian dilakukan pengelompokan peserta yang lebih kecil. Selain mengasah kekampuan berhasa asing secara umum, peserta akan dilatih terkait proses perkuliahaan dimana membahas salah satu topik dan materinya dibawakan dengan pengantar bahasa asing itu sendiri. “Karena ini melibatkan tutor asing, maka kami yakin peserta akan meningkatkan penguasaan bahasa asing-nya dan kalau ini terus berlanjut, maka mahasiswa atau dosen akan siap mengikuti program pendidikan di luar negeri atau bersaing dalam pasar kerja di era MEA itu sendiri,” tegasnya.