Singaraja– Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menjadi pelaksana Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepala Sekolah. Di tengah pandemi Covid-19, kegiatan ini berlangsung secara virtual dan dibuka Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., Senin (9/11/2020).
Ketua Panitia, Dr. Made Agus Wijaya, S.Pd.,M.Pd., menjelaskan Diklat ini merupakan program dari Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan/P4TK Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang bertujuan meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan capaian belajar peserta didik. “Disini Undiksha sebagai pelakasana,” ungkapnya. Disampaikan lebih lanjut, Diklat ini berlangsung selama 24 hari, mulai dari 10 Nopember 2020 sampai 7 Desember 2020. Pesertanya merupakan Kepala Sekolah TK, SD dan SMP di Kabupaten Badung dan Tabanan berjumlah 238 orang, terdiri dari 122 orang untuk jenjang TK, 112 orang untuk jenjang SD dan 4 untuk SMP.
Pengajar pada Diklat ini, menurut sambung Agus Wijaya tidak hanya berasal dari Undiksha. Tetapi juga P4TK Bahasa, LPMP Provinsi Bali, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Badung, Karangasem, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sigi-Sulawesi Tengah. “Untuk supervisor berasal dari P4TK, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang, Banten. Pengajar dan supervisor semuanya telah mengikuti dan lulus pada bimtek yang diselenggarakan sebelumnya,” jelasnya.
Rektor Undiksha, I Nyoman Jampel mengatakan sesuai yang tersirat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yang mengamanatkan bahwa kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi di sekolah wajib memiliki lima dimensi kompetensi, yaitu dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. “Melalui peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh para Kepala Sekolah, ke depan diharapkan dapat menjalankan tugas, peran, dan fungsinya dalam memimpin dan mengelola sekolah ke arah yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Bali pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya,” ungkapnya.
Melalui pelatihan ini, para kepala sekolah diharapkan pula semakin siap menghadapi tantangan kedepan. Di era disrupsi, diharapkan dapat melahirkan inovasi dalam pengajaran untuk mengimbangi siswa yang masuk sebagai digital native. “Kepala sekolah harus sadar, peserta didik sekarang sebagai generasi digital native, yang melekat dengan teknologi. Konsep mereka terhadap sekolah sudah berbeda dengan yang kita alami dulu. Guru harus mau beradaptasi, mau merubah model pembelajaran, searching model pembelajaran melalui dunia maya yang sesuai dengan konten,” imbuhnya. (hms)