Singaraja- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menjadi tujuan untuk berbagi pengalaman tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) dan Satuan Pengawas Internal (SPI). Kali ini datang dari SPI Universitas Jember. Kunjungannya berlangsung, Selasa (6/4/2021).
Rombongan Universitas Jember dipimpin Ketua SPI, Prof. Dr. Zarah Puspitaningtyas. Kehadirannya diterima Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia (PAK-SDM) Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, didampingi Kepala Biro Umum dan Keuangan, Ni Luh Wayan Yasmiati, S.H., dan Ketua SPI, I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd.,M.Eng.
Disela acara tersebut, Zarah Puspitaningtyas mengatakan alasan menjadikan Undiksha sebagai tujuan untuk berbagi pengalaman karena sudah lebih dulu menyandang status BLU, yaitu sejak tahun 2015. Sedangkan Universitas Jember baru sejak Desember 2020. Selain itu, Undiksha dinilai dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat memberikan remunerasi untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Kunjungan ke Universitas Negeri terbesar di Bali Utara ini juga untuk telaah sejawat berkenaan dengan sistem audit keuangan. Undiksha dinilai memiliki sistem yang baik, mulai dari perencanaan sampai dengan realisasi dan pertanggungjawaban. Hal tersebut dapat diakses dengan mudah ketika ada pemeriksaan keuangan dari pihak berwenang.
Pada kesempatan tersebut juga ditegaskan Universitas Jember memiliki rencana untuk memberikan remunerasi bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dengan berbasis kinerja. Hal ini memiliki semangat yang sama dengan Undiksha. Oleh sebab itu, melalui kunjungan ini diharapkan mendapat informasi tambahan yang mampu mendukung realisasi rencana tersebut. “Jadi supaya adil. Jangan sampai yang berkinerja kurang, itu mendapatkan hak yang sama dengan yang kinerjanya tinggi,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Undiksha, Prof. Lasmawan yang mewakili rektor mengapresiasi kedatangan Univeritas Jember beserta rombongan. Ia menyampaikan untuk mewujudkan perguruan tinggi sebagai BLU, perlu ada kesamaan pemikiran antara pimpinan dan warga kampus dengan filosofi keharmonisan. “Kami sudah sampaikan secara singkat pengalaman Undiksha bagaimana menterjadikan semangat BLU itu benar-benar dinikmati dan dimiliki oleh semua warga Undiksha, karena filosofinya adalah keharmonian. Itu akan menjawab dan menterjadikan kedamaian. Dan itu bisa diterjemahkan dalam berbagai dimensi manajemen kelembagaan,” katanya.
Menurutnya, ada empat hal yang perlu dikuatkan dalam PK-BLU. Pertama, tata kelola dan manajerial pada level pimpinan dan operasional. Kedua, pemetaan dan penataan asset yang dimiliki BLU. Aset memiliki peran sebagai sumber-sumber income generating (pendapatan) di luar pendapatan rutin yang berupa sumbangan dari masyarakat. Ketiga, Perguruan Tinggi mampu mengkreasikan berbagai inovasi terkait jejaring kerjasama dengan dunia luar. Dunia luar yang dimaksud bukan semata-mata dunia industri, tetapi juga dunia digital; dan keempat yang tidak kalah penting dan paling urgent sifatnya adalah mampu menciptakan akuntability pengelolaan asset dan keuangan. “Karena tiga hal di awal tadi, tidak akan ada maknanya, manakala pertanggungjawaban dan sistem pertanggungjawabannya tidak benar. Karena BLU pun mengelola uang negara. Uang negara itu tidak bisa dikelola dengan model atau prinsip di luar pengelolaan uang negara,” tegasnya. Akhir acara diisi dengan penyerahan cendera mata oleh kedua universitas. Pasca pertemuan ini, kedua universitas juga tetap siap untuk berbagi informasi dalam upaya pengembangan tata kelola lembaga. (hms)