Singaraja- Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Kemunculannya melalui proses yang panjang sebagai hasil dari pemikiran manusia terkait dengan kehidupan dan lingkungannya. Ilmu pengetahuan menjadi hal yang sangat penting bagi manusia untuk menemukan, menyelidiki, dan meningkatkan pemahaman terhadap alam dan manusia.
Dalam sejarah peradaban manusia, pengejaran pengetahuan telah berkembang melalui pendekatan yang berbeda di Barat dan Timur. Dalam kuliah umum Eurasia Foundation yang berkolaborasi dengan Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha, hal ini menjadi salah satu topik yang diulas. Topik tersebut dibawakan oleh dosen filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Buadaya Universitas Indonesia Dr. Luh Gede Saraswati Putri, S.S., M.Hum, Senin (6/5/2024).
Akademisi kelahiran Bali ini memberikan perspektif ilmu pengetahuan barat dan sistem pengetahuan tradisional. Dalam paparannya, dijelaskan bawah ilmu pengetahuan barat, pendekatan empiris dan ilmiah sering kali mendominasi, dengan penekanan pada eksperimen dan pengamatan objektif sebagai sarana utama memperoleh pengetahuan. Berbeda dengan di di Timur, integrasi antara pengetahuan, kontemplasi filosofis, dan spiritual sangat dihargai, dengan pemahaman sering kali dicari melalui introspeksi dan meditasi. Meskipun terdapat perbedaan metodologis ini, kedua tradisi ini menemukan persamaan dalam beberapa tema universal yang mendalam. Kepercayaan dan nilai dalam masing-masing budaya mempengaruhi interpretasi dan penghargaan terhadap pengetahuan yang dianggap penting.
Lebih lanjut dijelaskan, karakter pemikiran Barat sering diasumsikan menekankan pada rasionalitas, empirisme, dan individualisme. Dari era pra-Sokratik hingga zaman pencerahan, pemikiran Barat dianggap berfokus pada analisis kritis terhadap alam semesta, mencari kebenaran melalui logika dan observasi empiris. Tradisi ini membentuk pandangan bahwa alam semesta dapat dipahami melalui hukum-hukum universal dan bahwa pengetahuan harus diukur melalui metode ilmiah. Dalam etika dan politik, pemikiran Barat cenderung mengutamakan hak dan kebebasan individu
Lalu bagaimana dengan sistem pengetahuan tradisional. Dijelaskan adalah warisan pengetahuan yang berkembang secara lokal dan diwariskan secara turun-temurun dalam komunitas atau masyarakat tertentu, mengintegrasikan aspek spiritual, sosial, dan ekologis. Lokal yang dimaksud adalah pengetahuan berkembang dalam konteks lokal dan particular terhadap kondisi geografis, budaya, dan ekologi setempat. Selanjutnya, proses pewarisan sistem pengetahuan tradisional berlangsung secara lisan melalui cerita, ritual, dan praktik sehari-hari.
Kesetaraan ilmu pengetahuan Barat dengan sistem pengetahuan tradisional adalah topik yang menarik dan kompleks. Ini mencakup pengakuan bahwa berbagai sistem pengetahuan memiliki nilai dan kontribusi unik yang dapat saling melengkapi dalam memahami dunia dan memecahkan masalah yang dihadapi manusia. (hms)