Singaraja- Kuliah Umum Asia Ethnoscience and Local Wisdom yang diselenggarakan Eurasia Foundation berkolaborasi dengan Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha memasuki series ke-5, Senin (1/4/2024). Kuliah umum ini menghadirkan narasumber, Prof. Dr. Nengah Bawa Atmaja, M.A. Ia membawakan materi “Modern and Traditional Science: The Harmony and Equality”.
Di hadapan peserta, ia mengungkapkan ada berbagai perbedaan secara karakteristik antara ilmu pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional. Meski demikian, perbedaan tersebut dapat hidup berdampingan atau diarahkan pada hubungan yang harmoni dan kesetaraan. Harmonisasi ini salah satunya dapat diwujudkan melalui Tindakan menghormati status dan peran masing-masing ilmu yang bersandar pada kultur yang ada di Masyarakat.
Lalu bagaimana dengan kesetaraan? Menurut akademisi bidang Sejarah ini dapat diwujudkan dengan menghilangkan pola pikir yang mengunggulkan salah satu ilmu pengetahuan dan menumbuhkan pola pikir bahwa keduanya memiliki peran dan status yang dapat saling melengkapi, baik untuk perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri maupun peradaban dunia.
Hal lain yanmg dapat dilakukan adalah dengan mengubah cara berpikir dari oposisi biner konfliktual ke oposisi biner komplementer. Di lingkup Perguruan Tinggi dapat diwujudkan dengan mengiternalisasikan pengetahuan tradisional dalam pembelajaran. Selain itu, setiap program studi mengembangkan pengetahuan tradisional, baik sebagai bahan ajar maupun kepentingan praktis. (rls/hms)