Padang- Revolusi industri 4.0 menjadi salah satu tantangan untuk sektor pendidikan di Indonesia. Hal ini pun menjadi perhatian serius pada Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi) ke-IX dan Konferensi Internasional yang terselenggara di Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat. Akademisi Universitas Pendidikan Ganesha pun turut menyumbangkan pemikirannya bagaimana para mahasiswa dan dosen menghadapi “zaman baru” itu.
Salah satunya, Prof. Dr. I Nyoman Dantes. Pada sesi Fokus Group Discussion (FGD), Kamis (15/3/2019) mantan Rektor Undiksha ini menjelaskan perguruan tinggi harus mempersiapkan “senjata” menghadapi revolusi industri 4.0, sebuah fenomena yang telah mengubah sistem pembelajaran yang ada. Disampaikan, mahasiswa dan dosen sama-sama memiliki peran yang harus gayung bersambut. Khusus untuk mahasiswa, harus memahami bahwa pembejaran sebagai penjelajah pengetahuan, sebagai pengembangan karakter dan personalize leamers. Dalam pengembangannya, pendidikan yang diberikan juga menekankan pada pengetahuan dan kapasitas intelektual umum dalam kehidupan yang kompleks abad-21. Selain itu, melalui kegiatan ektrakurikuler, peningkatan kemampun kognitif, meliputi berpikir kritis, sistematik, lateral, dan tingkat tinggi, serta entrepreneurship. Tak kalah penting juga, perlu ada literasi baru sebagai penambah wawasan. “Ini beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mahasiswa,” jelasnya.
Sementara itu, untuk dosen, harus memiliki kompetensi inti keilmuan yang kuat, memiliki softskill yang meliputi critical thinking, creative, communication, dan collaboration. Dosen pun memiliki peran sebagai penebar passion dan menginspirasi mahasiswa, teman bagi mahasiswa dan teladan karakter. Tak kalah penting juga memiliki kompetensi mendidik, kompetensi dan penelitian, teknologi, dan lain sebagainya.
Penyelenggaraan pendidikan, menurutnya juga tak bisa dilepaskan dari revolusi industri 4.0. Perguruan tinggi perlu membekali multi kompetensi kepada para lulusan, pendidikan/peserta didik harus aktif mengekplorasi sumber belajar, memberikan ruang dan waktu yang lebih luas kepada peserta didik untuk membangun kemampuan softskill-nya, ikut berkontribusi dalam “program pembejalaran sepanjang hayat”, dan melakukan re-orientasi kurikulum dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil mata kulah lintas program studi, baik di bidang teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, sosial humaniora dan lain-lain.
Selain Prof. Dantes, akademisi lain dari Undiksha juga turut memberi paparan dalam sesi parallel yang berlangsung secara terpisah, Jumat (15/3/2019) dengan berbagai topik, mulai dari pengajaran sampai berkaitan dengan teknologi dan saintek. Pada hari yang sama, acara yang diselenggarakan Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Indonesia (LPTKI) ini resmi ditutup Gubernur Sumatera Barat, Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, S.Psi.,M.Sc. Rektor Undiksha, Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd juga hadir. (hms)