Singaraja- Ribuan mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang segera melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diberikan pembekalan, Rabu (22/5/2019). Mahasiswa dari berbagai program studi ini diminta mampu mengimplementasikan Tri Hita Karana. Sebuah falsafah yang juga menjadi landasan dalam mewujudkan visi Undiksha menjadi universitas unggul di Asia pada tahun 2045. “Kami sangat menekankan pembekalan mengenai disiplin, tanggung jawab, nilai-nilai sikap yang baik berlandaskan pada falsafah Tri Hita Karana,” ungkap Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Undiksha, Prof. Dr. AAIN Marhaeni, M.A.
Program KKN, menurutnya tak hanya sebatas rutinitas yang berjalan setiap tahun. Namun dari ini, mahasiswa mendapat pemahaman berkaitan dengan kehidupan di desa serta kebutuhan dan problematika yang membelit masyarakat. “Dari ini agar mahasiswa peka terhadap masalah lingkungan, mengenali dinamika kehidupan desa yang kemudian nantinya akan menjadi kancah kehidupan yang sebenarnya,” tegasnya.
Materi yang diberikan dalam pembekalan yang berlangsung di sejumlah tempat itu menyangkut etika, sosial budaya, kesehatan, ekonomi masyarakat, pendidikan, dan sebagainya. “Di dalam materi yang disiapkan, kami selalu menekankan bahwa fondasinya adalah Tri Hita Karana. Contohnya seperti mengenai kesehatan masyarakat desa, salah satu program adalah penanganan sampah,” sebut akademisi asal Kabupaten Klungkung ini.
Program KKN tahun ini diharapkan bisa lebih baik dari sebelumnya, termasuk dari sisi hasil yang dirasakan desa. Hal tersebut tak bisa dilepaskan dari peran dosen pembimbing. “Kami berharap dosen pembimbing bisa lebih lama di lapangan atau ikut dalam kegiatan. Bisa bertemu masyarakat sehingga mengetahui penerimaan program di desa,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat KKN Undiksha, Drs. I Putu Panca Adi, M.Pd.,menyampaikan KKN berlangsung dari 26 Juni sampai 10 Agustus 2019 ini diikuti sekitar 2.180 mahasiswa, yang tersebar di 28 desa di Kabupaten Gianyar, dan masing-masing 26 desa di Kabupaten Jembrana, Klungkung dan Karangasem. Pelaksanaannya tahun ini ada sedikit berbeda. Yakni ada permintaan dari pemerintah kabupaten dan desa. “Yang dulu, kita meminta ke desa. Sekarang desa yang meminta. Untuk merubah ini, kami melaksanakan FGD dengan mengundang Pemkab melalui instansi terkait. Tapi dari tujuk kabupaten, hanya empat ini yang datang. Badung dan Denpasar tidak diundang karena kami anggap sudah maju,” terangnya.
Melalui program itu, mahasiswa juga diharapkan bisa mendukung percepatan pembangunan desa melalui program yang digulirkan, meliputi sosial budaya, ekonomi kreatif, kesehatan, teknologi tepat guna, maupun mitigasi bencana yang menjadi anjuran pemerintah pusat. “Kami harapkan KKN ini bisa mendukung pembangunan desa. Penempatan mahasiswa juga dilihat dari segi kebutuhan desa. Dari ini juga diharapkan bisa muncul calon-calon pemimpin yang unggul kedepan sesuai dengan visi Undiksha. Kita hanya bagaimana mengisi itu, memberikan yang terbaik,” imbuh Panca Adi. (hms)