Singaraja- Program magang tengah digalakkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, khususnya bagi civitas kampus. Program ini tidak hanya menyasar kalangan mahasiswa. Dorongan juga ditujukan kepada para dosen yang tugasnya terbingkai dalam Tri Dharma Perguruan tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Tidak lain, program yang menjadi terjemahan dari program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar ini sebagai salah satu wahana untuk meningkatkan kompetensi dan wawasannya dalam bidang kajian ilmu pengetahuannya.
Program magang dapat dilakukan di dunia industri. Peluang tersebut disambut hangat oleh Dr. I Wayan Artika, S.Pd.,M.Hum. Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha dalam bidang studi pendidikan bahasa Indonesia. Aktivitas kesehariannya yang melekat dengan dunia menulis menjadi salah satu “penuntun” dalam menentukan kegiatan magang yang cocok untuk digeluti. Dunia jurnalistik menjadi tempat dirinya berlabuh. Profesi jurnalis menambah warna aktivitas kesehariannya sebagai pengajar sekaligus sebagai kepala keluarga dan orangtua.
Media online koranbuleleng.com adalah wadah publikasi berbagai tulisannya. Ada esai, soft news, dan sebagainya. Tulisan yang dirangkai dengan menarik, menyuguhkan berbagai topik yang langsung berdasarkan fakta di lapangan. Profesinya sebagai dosen tetap terwakili pada tulisan-tulisan itu. Sisi edukasi tetap “dipertontonkan” untuk publik. Seperti ajakan untuk selalu menjaga drainase atau got. Melalui sebuah tulisan singkat dengan gaya santai, masyarakat diajak untuk selalu peduli menjaga kebersihannya. Ini diangkat dari sebuah realitas bahwa drainase yang memiliki fungsi penting untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan tiba belum bebas dari kepungan sampah. Tulisan lainnya adalah tentang pengelolaan sampah, yang diliput dari pengepul sampah atau rongsokan di tengah Kota Singaraja. Dinyatakan, sejumlah jenis sampah dapat menghasilkan pundi rupiah jika dikelola dengan baik. Dua tulisan itu hanya sebagian kecil yang tercipta dari buah pikiran dan pengamatannya. Tentu, masih ada hal menarik yang diangkat olehnya, seperti pemanfaatan ruang publik untuk membangun budaya literasi, tentang nasionalisme, dan sebagainya. Tidak jarang tulisannya diunggah di media sosial. Komentar positif selalu mewarnai.
Enam bulan, waktu yang dihabiskan untuk magang. Sepak terjangnya dalam bekerja diganjar dengan penghargaan yang diserahkan langsung oleh pimpinan koranbuleleng.com, I Putu Nova Anita Putra, Kamis (24/9/2021). Penghargaan tersebut tidak membuat Wayan Artika langsung berpuas diri. Tetapi justru dijadikan pemacu dan pembangkit semangat untuk terus berkarya, khususnya dalam dunia menulis. “Meski magang sudah berakhir, tetapi saya ingin bisa terus berkontribusi,” tuturnya.
Melalui magang, Artika yang juga sebagai penggiat literasi mendapat pengalaman baru. Ia dapat terlibat langsung dalam aplikasi salah satu bidang ilmu/mata kuliah, yang selanjutnya diharapkan pengalaman tersebut dapat mewarnai proses pembelajaran kepada mahasiswa. Selain itu, juga dapat meningkatkan kompetensi dengan Industri, yang selanjutnya diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih luas pada mahasiswa untuk melakukan program merdeka belajar, PKL dan/atau tugas akhirnya di luar kampus. “Dengan magang, dosen mengubah paradigma perkuliahannya sejalan dengan ilmu yang ditekuni, sehingga ilmu berkembang dan berdampak baik bagi mahasiswa,” tuturnya.
Kiprah dosen asal Desa Batungsel, Kabupaten Tabanan ini memberikan pesan bagi mahasiswa, bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas diri, tidak hanya berkutat di kampus, tetapi juga meningkatkan kompetensi diri melalui dinamika sosial yang terjadi. “Perubahan dunia sekarang begitu cepat. Kita harus mengantisipasi itu agar tidak tertinggal,” pungkasnya. (hms)