Singaraja- Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd mengajak para dosen untuk membranding diri dengan riset. Hal ini disampaikan dalam seminar yang bertajuk “Transformasi Kebijakan Penguatan serta Pengembangan Riset dan PkM Pendidikan Tinggi, Jumat (19/7/2024).
Pada seminar yang berlangsung di Ruang Ganesha III Rektorat Undiksha ini, Prof. Lasmawan menegaskan riset adalah salah satu pondasi utama dan corongnya Undiksha untuk bisa dikenal oleh masyarakat. Pada tahun 2024, program riset di Undiksha telah tumbuh positif dengan jumlah perolehan pendanaan hibah yang lebih besar dari tahun 2023. Riset yang digawangi oleh periset andal ini diinginkan dapat terus tumbuh, berkembang, dan meningkat dari sisi kualitas maupun kuantitas. “Salah satu kebijakan kita di Undiksha untuk bidang riset adalah bagaimana riset bisa terus tumbuh,” ungkapnya.
Rektor asal Kabupaten Bangli ini menegaskan bahwa pelaksanaan riset bukan hanya sebagai bentuk tanggungjawab dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Lebih dari itu juga sebagai tolok ukur dari perkembangan akademik dosen. Bahkan, riset dapat menjadi salah satu jawaban untuk branding diri. “Mengajar itu hanya kewajiban. Tetapi kalau ingin memperlihatkan kompetensi diri (dosen), itu di riset, di penemuan. Karena dengan riset, dapat meningkatkan kualifikasi skill kita dalam mengajar,” tegasnya.
Hal lain yang juga ditegaskan adalah riset yang dilakukan oleh para dosen tidak berhenti pada tataran hasil. Tetapi dapat dihilirisasi dan diaplikasikan di masyarakat, dijadikan paten maupun Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Pada kesempatan ini, para dosen juga ditantang untuk bisa merebut hibah riset atau penelitian lintas kementerian. Dengan demikian, ide dan gagasan yang dimiliki akan semakin teruji.
Seminar ini menghadirkan narasumber Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Periode 2022-2026, Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr. Ia juga menegaskan hal senada bahwa riset adalah pondasi kampus. “Kita harus menggali dulu, menanam, kita menyemai, menumbuhkan, berkembang, dan berbuah. Sehingga disitu menjadi dasar atau pondasi dari kampus,” ujarnya.
Disampaikan lebih lanjut, Indonesia memiliki potensi riset yang sangat besar. Akan tetapi sekarang sifatnya masih sporadik. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan daya saing, para dosen diajak untuk melakukan riset berdasarkan jalur kompetensi dan kualitas riset disertai dengan relevansi. “Kualitas itu ada standarnya. Kalau relevansi itu kecocokan,” imbuhnya.
Seminar ini juga diisi materi tentang pengabdian masyarakat dan kebijakannya yang disampaikan oleh Koordinator Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi dari Kemendikbudristek, Luthfi Ilham Ramdhani, S.Sos. Pada hari yang sama juga ada seminar tentang pengelolaan jurnal yang disampaikan oleh Koordinator Jurnal Ilmiah dan Publikasi Ilmiah, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi dari Kemendikbudristek, Yoga Dwi Arianda, S.T. (hms)